Dalam rentan waktu tujuh bulan, Dwayne Johnson (atau The Rock) sudah merilis tiga film raksasa. 'Jumanji' versi anyar terbukti tidak hanya berhasil membuat kita bernostalgia tapi juga tertawa terbahak-bahak. Rampage membuat kehadiran monster raksasa melata di atas gedung menjadi sebuah kesenangan sendiri. Kini Johnson kembali lagi dengan film terbarunya, 'Skyscraper'.
Premis film ini sangatlah sederhana. Tentang seorang mantan FBI bernama Will Sawyer (Dwayne Johnson) yang harus menyelamatkan anak dan istrinya dari sebuah gedung yang sedang terbakar. Alkisah setelah prolog yang cukup tragis, Sawyer kehilangan kakinya. Loncat beberapa tahun kemudian, Sawyer berusaha untuk tetap bangkit dan menjadi ayah dan suami yang kompeten. Dia bersama istrinya, Sarah Sawyer (Neve Campbell), tinggal di Hong Kong di sebuah gedung bernama The Pearl yang direncanakan untuk menjadi destinasi terbaru para turis.
The Pearl adalah gedung tertinggi sedunia yang memiliki sistem keamanan canggih dan rooftop yang akan membuat selebgram mana pun terperangah. Pembuatnya adalah Zhao Min Zhi (Chin Han) yang berusaha menjadikan gedung baru ini sebagai landmark terbaru Hong Kong. Will dipekerjakan Min Zhi sebagai bagian dari security The Pearl. Kemudian terjadi sesuatu. Sementara Will pergi bersama temannya, beberapa lantai The Pearl terbakar dan nasib anak dan istrinya dalam bahaya. Will pun menggunakan segala cara untuk mengeluarkan mereka hidup-hidup dari gedung tersebut.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi kenyataannya, sebodoh apapun 'Skyscraper', film ini adalah salah satu hiburan musim panas yang menyenangkan. 'Skyscraper' memang jauh dari kata original. Referensi 'Die Hard'-nya ada di mana-mana. Beberapa sekuens mengingatkan saya terhadap 'The Walk'. Tapi setidaknya Thurber tidak berhenti untuk membuat penonton anteng dalam bioskop dengan berbagai keseruan yang ada di layar.
Dia terus berusaha membuat karakter utamanya dalam keadaan susah dan agak mustahil untuk bisa dilalui manusia biasa sampai film selesai. Dan ternyata menyaksikan Dwayne Johnson terus-terusan menantang maut adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan meskipun kita sudah menyaksikan Dwayne Johnson melakukan hal yang sama di setiap filmnya.
Thurber terus-terusan menyajikan adegan-adegan yang makin lama makin intens. Dari awal gedung terbakar, Dwayne Johnson loncat masuk ke dalam gedung (yang kelihatan seperti mau bunuh diri tapi karena dia Dwayne Johnson dia bisa masuk ke dalam gedung dengan mudah), adu hantam dengan berbagai penjahat sampai turun dari gedung dengan tali. Bahkan klimaks filmnya pun sengaja dibuat seabsurd dan sekeren mungkin.
![]() |
Yang juga menarik dari 'Skyscraper' adalah kita menyaksikan karakter istri yang tidak pasif. Sarah, yang diperankan oleh Neve Campbell setelah lama absen, adalah karakter yang Anda harapkan dari sebuah film action. Dia sama sekali tidak pasif, tidak lemah dan terus berjuang demi keselamatan anaknya. Yang tentu saja salah satunya adalah pengidap asma. Neve Campbell sangat cocok memerankan karakter yang tegar dan gercep sehingga ketika Anda melihatnya beraksi, Anda akan ikut terbawa dengan keseruan yang terjadi di layar. Ia adalah penyeimbang karakter Johnson yang sepertinya titisan dewa.
'Skyscraper' disajikan dengan aspek teknis yang baik. Visualnya cukup memukau terutama ketika ia bermain-main dengan ketinggian (kalau Anda vertigo, siap-siap saja puyeng). Musiknya cukup meyakinkan dan fighting choreography-nya cukup menegangkan. Tapi memang tak bisa disangkal bahwa 'Skyscraper' berpegangan erat dengan sosok Dwayne Johnson. Sebagai mantan atlet, Johnson berhasil membuat dirinya sebagai seorang aktor spesialis laga yang tak ada duanya. Tom Cruise bahkan tidak bisa menandinginya.
Ada sesuatu dalam aksi Dwayne Johnson dalam film-filmnya yang membuat penonton seperti lupa akan ilusi film. Mengingat dia selalu melakukan peran-peran yang serupa ('San Andreas', 'Jumanji', 'Rampage' bahkan karakternya di 'Fast and Furious' sepertinya adalah orang yang sama). Ia mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk membuat penonton tidak hanya relate dengan karakternya (yang biasanya good guy) tapi juga meyakinkan saat dia melakukan aksi-aksi gila. Dengan bentuk fisiknya yang luar biasa, kita langsung percaya kalau karakternya hampir selalu punya 9 nyawa.
Sebagai film aksi pertamanya, 'Skyscraper' adalah sebuah loncatan yang baik bagi Thurber yang identik dengan film komedi ('Dodgeball' dan 'We're The Millers' adalah sebuah klasik). Meskipun dialog-dialog film ini sangat bodoh dan klise dan Thurber sering melakukan blunder dengan memaksakan karakter-karakternya mengucapkan kejadian yang terjadi di layar seolah-olah semua penontonnya adalah bocah berumur 6 tahun, tapi 'Skyscraper' adalah tontonan yang seru dan menyenangkan. Melihat Dwayne Johnson melakukan aksi-aksi nekat, dengan kaki hanya satu di dalam sebuah gedung terbakar ternyata sebuah hiburan yang asyik. 'Skyscraper' adalah penghilang stres paling mujarab.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.