War of the Worlds: Invasi Robot Misterius ke Bumi
Rabu, 29 Jun 2005 15:48 WIB
Jakarta - Setelah dua tahun menggarap film drama-action, Steven Spielberg kembali menyutradarai film science fiction (sci-fi). Bertajuk 'War of the Worlds' film yang dibintangi Dakota Fanning dan Tom Cruise lebih mengangkat sisi drama ketimbang permainan efek canggih. Sejak awal pembuatannya, film yang diangkat dari novel HG Wells itu mendapat sorotan yang luas dari media. Mulai dari pemilihan pemain sampai budget yang kabarnya melebihi 'Titanic' sebagai film termahal sepanjang sejarah. Kabar tentang budget terjawab sudah, film tentang alien robot berkaki tiga ini hanya mencatat pengeluaran sebesar US$ 128 juta. Masih jauh di bawah 'Titanic' yang menjulang sampai US$ 198 juta. Kisah 'War of the Worlds' merupakan cerita drama sebuah keluarga kecil yang terjebak dalam penyerangan makhluk angkasa berkaki tiga. Adalah Ray Ferrier (Tom Cruise), Robbie Ferrier (Justin Chatwin), dan adik kecilnya Rachel Ferrier (Dakota Fanning) yang menjadi fokus utama sepanjang film. Ray dan istrinya sudah bercerai. Ketika istrinya ingin melakukan perjalanan ke Boston, ia menitipkan dua anak mereka ke Ray. Dua anak yang tidak terlalu dekat dengan ayahnya pasti memunculkan berbagai masalah. Kedekatan mereka mulai diuji ketika makhluk asing datang menyerang. Tanpa peringatan apapun, makhluk asing, sebut saja alien robot berkaki tiga, datang menyerang Amerika. Asal-usul robot ini sangat misterius, sebab kemunculannya juga tak jelas. Tapi yang pasti, kedatangan makhluk-makhluk berbahaya itu didahului oleh petir aneh yang terjadi berulang kali dan menimbulkan berbagai kerusakan. Lubang akibat petir itu kemudian memunculkan sebuah robot berkaki tiga yang menyerang penduduk. Robot yang ternyata berjumlah banyak itu membinasakan dunia lewat serangan petirnya yang menghanguskan manusia. Serangan yang juga melebar ke Asia dan Eropa itu membuat dunia panik. Di tengah suasana tersebut Ray berusaha menyelamatkan kedua anaknya. Dengan mencuri mobil dan persediaan makanan seadanya, Ray, Robbie, dan Rachel melarikan diri keluar kota. Seperti tokoh utama pada film-film lainnya, bisa dipastikan Tom dan keluarga selalu selamat dari serangan. Mereka selalu diuntungkan oleh berbagai keadaan. Konflik keluarga ini semakin memuncak ketika Robbie berkeras ingin bergabung dengan tentara untuk melawan makhluk aneh itu. Dalam keadaan yang sangat mendesak, Tom harus memilih untuk menahan Robbie atau menyelamatkan si kecil Rachel. Walau film ini bergenre sci-fi namun film ini tak banyak mengumbar efek-efek canggih atau olah digital yang dramatis. Steven Spielberg sengaja membuat film ini dengan angle drama. Lebih fokus pada ketakutan sebuah keluarga dan bagaimana mereka menyelamatkan diri dari serangan berbahaya. "Membuat 'War of the Worlds' versi saya lebih menarik. Tidak banyak efek visual. Film tentang sebuah keluarga yang berusaha menyelamatkan diri. Penonton akan dibuat untuk sangat terlibat dan merasakan apa yang dirasa oleh para pemain," ujar Spielberg tentang filmnya. Film ini merupakan impian lama Spielberg, ia telah membeli hak film tersebut dalam sebuah lelang 12 tahun yang lalu. Namun sayang, ketika Spielberg ingin mewujudkan mimpinya, film sci-fi full effect, 'Independence Day' dirilis. Saat itu Spielberg tak ingin bersaing dengan film garapan Ronald Emmerich tersebut. Selain bermimpi menggarap film ini, Spielberg juga telah berencana untuk menggarap 'War of the Worlds' bersama Tom Cruise. Tom yang rela menunda 'Mission Impossible 3' demi film ini dijanjikan dengan honor dan bonus penjualan VCD/DVD dan merchandise yang bisa membengkak sampai US$ 360 juta nantinya. Angka tersebut membawa Tom menjadi aktor dengan penghasilan terbesar sepanjang sejarah Hollywood. Tak hanya honor, kekasih Katie Holmes itu juga dijanjikan mendapat bagian keuntungan dari penjualan DVD/VCD, mainan, dan barang-barang keluaran 'War of the Worlds' lainnya.Kembali ke film, sudut pandang yang disebut Spielberg tadi terbukti dipegang teguh oleh sutradara yang juga ngetop lewat 'Jurassic Park' itu. Tak banyak cerita tentang hal lain dalam film ini kecuali bagaimana keluarga kecil tersebut menyelamatkan diri dan suasana di sekitar mereka. Seperti film-film monster lainnya, penonton pastinya menunggu saat-saat makhluk jahat itu dihancurkan. Bagaimana caranya? Siapa pahlawannya?Well, untuk yang menunggu hal itu siap-siap kecewa. Karena ending yang dibuat Spielberg nggak terlalu eksplisit menceritakan itu. Beberapa penonton yang tak terlalu mengikuti pastinya bingung dan bertanya-tanya 'jangan-jangan tadi ketiduran?' Hmm, tidak juga, film itu memang nggak memanjakan penonton dengan cerita pamungkas yang jelas. Semuanya hanya dijelaskan dengan kata-kata di akhir film. Datang secara misterius, binasa juga dengan cara yang tak jelas. Lalu bagaimana makhluk itu mati? Silakan nonton saja! (fta/)











































