'John Wick': Panggung Baru bagi Kembalinya Keanu Reeves

'John Wick': Panggung Baru bagi Kembalinya Keanu Reeves

- detikHot
Rabu, 29 Okt 2014 13:25 WIB
Jakarta -

Lupakan '47 Ronin' yang membuat Keanu Reeves terlihat seperti orang kebingungan. Film seperti 'John Wick' inilah panggung comeback yang tepat untuknya. Minim dialog, banyak adegan membunuh orang, 'John Wick' adalah kendaraan yang tepat bagi Reeves untuk mengukuhkan kapasitasnya sebagai action star papan atas.

John Wick (Keanu Reeves) adalah seorang mantan pembunuh bayaran yang ahli. Sebegitu ahli sampai mafia Rusia kelas kakap sekaligus mantan bosnya sendiri, Viggo (Michael Nyqvist, pemeran Mikael Blomkvist dalam trilogi 'The Girl With The Dragon Tattoo' versi asli) ketakutan ketika anaknya, Iosef (Alfie Allen), mencuri mobil kesayangan John Wick dan membunuh anjingnya.

Diselimuti luka sepeninggal istrinya, John Wick pun murka. Tidak ada lagi yang bisa mencegahnya. Satu-satunya cara selamat adalah bersembunyi, itu pun kalau John Wick tidak menemukan si target. Dan, melihat kepiawaian John Wick membunuhi orang, tidak ada satu pun yang ditakdirkan selamat dalam film ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chad Stahelski, sang sutradara --mantan stunt double-nya si Keanu sendiri-- ternyata memiliki kemampuan yang tak tersangka-sangka sebelumnya. Secara cerita, plot yang disajikan dalam film ini --ditulis oleh Derek Kolstad-- tidak memberikan hal yang baru. Kisah balas dendam semacam ini sudah kita tonton di mana saja. Namun, Kolstad perlu mendapatkan kredit atas dialog-dialog yang begitu quotable, humor yang sakit --agak menjurus ke arah Coen Brothers-- dan set up yang tidak bertele-tele.

Tapi, semuanya memang disempurnakan oleh Stahelski sendiri. Sebagai seorang mantan stunt performer, ia tahu bagaimana cara menunjukkan adegan tembak-menembak dengan sensasional. Over the top? Memang. Tapi luar biasa menghibur. Seperti dalam adegan ketika John Wick mencari Iosef di sebuah klub.
 
Sebagai sebuah film action, 'John Wick' memang belum bisa melampaui apa yang telah dilakukan The Wachowski Brothers dengan Reeves melalui 'The Matrix'. Film ini bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dua seri 'The Raid'-nya Gareth Evans. Namun, Stahelski tahu sekali bagaimana membuat sequence perkelahian yang tidak hanya menghibur namun juga menghipnotis. Peluru demi peluru dan body count yang jumlahnya tidak terhitung melayang demi hiburan penonton.
 
Skrip standar B-Movie ini kemudian kembali menjadi spesial ketika Stahelski men-treat film ini dengan sentuhan tidak nyata. Secara karakter, John Wick tidak ada bedanya dengan Jason Bourne yang sama mematikannya, dengan atau tanpa senjata. Namun pembuat 'Bourne', terutama Paul Greengrass dalam dua seri terakhirnya, memutuskan untuk membuat 'Bourne' menjadi sebuah film action yang realis. Tidak demikian dengan 'John Wick', Stahelski bersama co-director-nya, si produser David Leitch, melukis 'John Wick' seperti film neo-noir. Lengkap dengan lighting yang hiperbola yang menyesuaikan emosi yang dirasakan tokoh utama.

Kita bisa melihat warna yang begitu pucat dan saturasinya sengaja diturunkan ketika John Wick sedang bersedih dan berubah seketika menjadi terang benderang agak monochromatic ketika John Wick sedang beraksi. Keputusan ini membuat aksi John Wick yang menjurus ke batas khayal menjadi sah-sah saja diterima.

Semua aktor dalam film ini kelihatan sekali sedang bersenang-senang. Willem Dafoe, Ian McShane dan John Leguizamo mendapatkan supporting character paling seru dalam film ini, lengkap dengan dialog-dialog yang menyenangkan. Adrianne Palicki yang terkenal lewat serial 'Friday Night Lights' juga berhasil mempersembahkan adu duel yang seru dengan Reeves. Nyqvist sebagai penjahat juga lumayan memberikan sesuatu hal yang berbeda dari tokoh-tokoh yang mirip kebanyakan.

Tapi tidak bisa disangkal, 'John Wick' adalah mirip Keanu Reeves selanjutnya. Bintang yang melejit sejak 'Speed' ini membawa karakter John Wick tanpa perlu bekerja keras. Ekspresinya yang memang tidak menunjukkan emosi malah memberikan poin plus terhadap karakter pembunuh sakti mandraguna ini. Dan, aksinya membunuhi begitu banyak orang di sepanjang film adalah hal yang patut Anda saksikan di layar lebar. Melihat semangatnya yang menggebu, tidak akan mengagetkan jika kita menyaksikan sekuelnya beberapa tahun mendatang. Untuk itu kita semua patut menunggunya dengan senang hati.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads