'Edge of Tomorrow': Masih Ada Kejutan dari Tom Cruise

'Edge of Tomorrow': Masih Ada Kejutan dari Tom Cruise

- detikHot
Selasa, 03 Jun 2014 10:56 WIB
Jakarta - Musim panas ini rasanya tidak lengkap tanpa kehadiran Tom Cruise. Dalam keadaan sehat walafiat atau pun disibukkan oleh para alien. Memang, kita punya para mutan, godzilla dan manusia laba-laba musim panas ini, tapi tidak ada yang bisa merayakannya seseru Tom Cruise.

Di sebuah masa depan yang tidak jelas, bumi diinvasi oleh makhluk aneh seperti cumi-cumi yang sanggup menghancurkan tank dalam sekejap. William Cage (Tom Cruise), seorang anggota militer yang tugasnya nampang di TV dan meyakinkan orang-orang untuk berperang, mendadak diutus oleh Brigham (Brendan Gleeson) untuk pergi ke medan perang.

Kebingungan dan menemukan dirinya tak berdaya, Cage terbangun di tempat pangkalan militer siap untuk bertempur. Tidak ada yang adil dalam perang. Begitu juga orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak ada yang peduli bahwa Cage memang tidak pernah menginjakkan satu telunjuk kakinya sekalipun di medan perang. Yang penting mereka pergi ke pantai besok dan menghalau si alien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan, pergilah mereka. Mereka diserang alien bahkan sebelum menginjakkan kaki di pantai. Cage yang masih bertahan mencoba untuk menyerap ini semua. Lawan yang mereka hadapi ternyata memang tidak seperti yang ada dalam bayangannya. Ini lebih canggih dari imajinasinya. Bergerak cepat, mampu bersembunyi melalui tanah dan mematikan. Cage dalam keadaan tersudut, berhadapan dengan alien yang lebih besar dari yang lainnya kemudian menekan tombol peledak, dan boom! Alien itu mati bersama juga dirinya.

Yang tidak diprediksi adalah kenyataan bahwa dia terbangun lagi keesokan harinya dengan baju dan kejadian yang sama seperti ketika dia baru datang di pangkalan militer. Bingung dengan penjelasan ini, Cage terus mati dan hidup lagi. Terus-terusan berulang sampai akhirnya dia bertemu dengan Rita Vrataski (Emily Blunt) yang berbisik, “Temui aku ketika kau terbangun.” Di sebuah dunia yang tidak dia mengerti, mungkin kata-kata orang asing itu adalah jawabannya.

Anda bukan satu-satunya orang yang berharap 'Edge of Tomorrow' menjadi film yang buruk. Tom Cruise sudah bukan lagi bintang besar dengan film-filmnya selalu dinantikan. Lewat sudah masa 'Top Gun' dan 'Mission:Impossible'. Sang sutradara, Doug Liman, juga bukan jaminan mutu untuk membuat 'Edge of Tomorrow' menjadi kinclong. Film terakhirnya, 'Jumper', tidak semenggelegar yang diharapkan.

Namun, kenyataannnya 'Edge of Tomorrow' adalah salah satu film musim panas yang berhasil mengecoh kita. Seperti 'World War Z' tahun lalu, 'Edge of Tomorrow' bergerak cepat, menegangkan dan tidak bertele-tele untuk menyatakan tujuan. Ini memang kendaraan Tom Cruise untuk bersinar. Diadaptasi dari novel karya Hiroshi Sakurazaka berjudul 'All You Need Is Kill', dibutuhkan tiga penulis skenario –Christopher McQuarrie, Jez Butterworth, John-Henry Butterworth– untuk membuat 'Edge of Tommorrow' seimbang antara drama, action dan sedikit komedi.

Salah satu poin terpenting dalam film ini yang patut diacungi jempol adalah bagaimana Liman dan tim penulis skenario tidak membuat fokus film ini terpecah. Misalkan film ini disutradarai oleh Michael Bay, maka Anda akan melihat sang karakter utama wanita akan selalu memakai pakaian pendek, berkeringat setiap saat, dengan pencahayaan film ala-ala pemotretan majalah dan adegan percintaan di tengah-tengah keramaian perang. Tidak ada cinta dalam 'Edge of Tomorrow'. Semua orang fokus untuk membunuh alien. Bahkan Tom Cruise pun tidak terkecoh dengan aksi Emily Blunt.

Doug Liman tidak hanya berhasil membuat Tom Cruise bergenit-genitan tapi juga membuat 'Edge of Tomorrow' lebih menegangkan dari yang kita bayangkan. Menggunakan konsep Groundhog Day di film action bisa jadi membosankan, namun Liman berhasil menghindari itu. Liman juga mempunyai comedic timing yang bagus untuk meregangkan otot-otot leher penonton.
 
Selain judulnya yang kurang catchy –judul asli novelnya jauh lebih oke– satu-satunya kekurangan film ini adalah ending-nya yang sengaja dibuat misterius. Membuat ending abstrak agar membuka peluang untuk sekuel memang lazim bagi Hollywood. Namun, sangat disayangkan, karena Tom Cruise dan Emily Blunt sudah memberikan segala-galanya untuk para alien ini. Dan itu adalah salah satu dari banyak alasan 'Edge of Tomorrow' begitu patut disimak.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads