Dunia di masa depan begitu mencekam. Robot canggih yang disebut Sentinel menguasai bumi, memangsa mutan dan manusia. Para mutan yang berhasil menghindar berusaha sekuat tenaga untuk mencegah kiamat kubro ini. Satu-satunya cara adalah dengan kembali ke masa lalu guna mencegah Mystique (Jennifer Lawrence) untuk membunuh Trask (Peter Dinklage); mencegah US menciptakan robot tersebut. Namun bisakah?
Professor X (Patrick Stewart) mengusulkan kepada Kitty (Ellen Page) untuk membawa dirinya ke masa lalu. โSaya bisa membawa kalian dua minggu, satu bulan paling lama. Tapi bertahun-tahun? Otak manusia tidak mampu,โ jawab Kitty. Logan/Wolverine (Hugh Jackman) maju ke depan dan berkata, โSaya saja.โ Logan yang mampu menyembuhkan diri dengan cepat, secara teori memang bisa melakukan misi konyol ini.
Dan, begitulah. Logan berbaring, Kitty melakukan tugasnya dan pergilah Logan untuk menemui Professor X/Charles muda (James McAvoy) dan Magneto/Erik muda (Michael Fassbender) untuk menyelamatkan semua makhluk di muka bumi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan dukungan skrip dari Simon Kinberg yang tepat sasaran --dengan sokongan cerita dari Matthew Vaughn dan Jane Goldman-- Bryan Singer tidak berlama-lama untuk membuai penonton --dan pendukung 'X-Men' garis keras-- dengan aksi-aksi spektakuler dan hiruk pikuk yang menyenangkan. Kita tak hanya bisa melihat mutan-mutan lama yang kita cintai seperti Magneto (Ian McKellen), Professor X, Iceman (Shawn Ashmore), Storm (Halle Berry), tapi juga mutan-mutan versi gaul warisan Vaughn seperti Beast (Nicholas Hoult), Havok (Lucas Till), Mystique dan tentu saja Erik dan Charles ketika muda.
Di tengah keramaian itu, Singer bahkan memperkenalkan kita pada mutan baru bernama Quicksilver (Evan Peters) yang penampilannya begitu menarik perhatian. Aksinya bersama Logan dan Hank McCoy mengeluakan Erik dari Pentagon adalah salah satu definisi dari kata โfunโ.
Dengan bujet sebesar 225 juta dollar AS --belum termasuk biaya marketing dan promosi, tentu saja-- 'X-Men: Days of Future Past' memberikan pengalaman sinematik yang sudah pasti memuaskan penonton. Visualnya melenakan. Look-nya memang tidak sewarna-warni 'The Amazing Spiderman 2' kemarin, tapi sinematografer Newton Thomas Sigel tahu benar bagaimana melukis dunia X-Men yang massif. Dalam sensasi 3D, Anda akan merasakan petualangan yang lebih gila. Terutama pada adegan slow-motion saat Quicksilver menunjukkan keahliannya.
Tidak berhenti di sana, Singer juga โpamerโ keahlian untuk menampilkan dunia pada tahun 1970. Penampakannya memang tidak sembrono seperti yang dilakukan David O. Russell pada 'American Hustle' --sama-sama kendaraan Jennifer Lawrence-- namun Singer tidak bisa menahan diri untuk tidak bersenang-senang dengan kegaulan era masa itu. Dengan warna kekuningan 70-an, X-Men kali ini terasa begitu vintage. Adegan action-nya pun bertumpuk-tumpuk saking banyaknya. Meloloskan Erik dari Pentagon hanyalah puncak dari gunung es.
Secara karakter, semua aktor mempunyai kesempatan untuk kembali mengulang peran mereka. Hugh Jackman, James McAvoy, Michael Fassbender, Jennifer Lawrence dan Nicholas Hoult adalah mereka yang mendapatkan screen-time lebih banyak. Tapi, menyenangkan juga melihat wajah-wajah lama seperti Halle Berry, Ian McKellen, Patrick Stewart, Shawn Ashmore bahkan Anna Paquin kembali menjadi mutan-mutan. Peter Dinklage --diimpor dari serial 'Game of Thrones'-- yang kebagian peran sebagai ilmuwan jahat juga tidak mengecewakan untuk menjadi bahan bakar amarah bagi para penonton.
Tidak salah untuk menobatkan 'X-Men: Days of Future Past' sebagai blockbuster summer paling ramai dan hingar bingar tahun ini. Singer tidak mengecewakan. Mutan-mutan ini masih mempunyai lebih dari amunisi untuk membuat penonton terkesima. Ini adalah film 'X-Men' paling keren sejak 'X2'. Dan, kita tidak bisa menunggu lebih lama untuk melihat apa yang bisa Singer lakukan di serial 'X-Men' berikutnya.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)