Tidak seperti Michael Bay, tidak ada satu pun gedung di New York yang dihancurkan di sini. Richard Gere bermain sebagai seorang businessman bernama Robert Miller yang baru saja kehilangan uang berjuta-juta dollar dalam investasi tambang tembaga di Rusia. Satu-satunya cara untuk menutup kerugian, perusahaannya harus dibeli oleh James Mayfield (Graydon Carter).
Kedengarannya sederhana, tapi yang dihadapi Miller sebenarnya adalah tumpukan masalah yang sepertinya tidak akan terpecahkan. Salah satu teman yang uangnya dia pinjam demi membuat perusahaannya tetap terlihat bonafit dan berprofit memintanya untuk mengembalikan 400 juta dollar lengkap dengan bunga secepatnya. Anaknya yang bekerja untuknya, Brooke Miller (Brit Marling) mengetahui rahasia kotor ayahnya yang memalsukan dokumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Richard Gere adalah pemain lama yang sering diasosiasikan sebagai gentleman dan pria baik hati berkat peran-perannya dalam film manis seperti 'Pretty Woman', 'Runaway Bride', atau pun 'Shall We Dance?' bersama J-Lo. Well, Anda tidak akan melihatnya tampil manis lagi dalam 'Arbitrage'. Sebagai Robert Miller, Gere mengeluarkan kekuatannya untuk tampil powerful, bengis, liar, cerdas, licik dan rapuh dalam satu napas.
Dalam sebuah climatic scene di taman bersama Brit Marling –yang juga tampil memuaskan– Gere tidak akan membuat Anda ragu mengapa Golden Globe menganugerahinya nominasi Best Actor Drama awal tahun ini.
Tapi, ternyata bukan Gere saja yang membuat 'Arbitrage' terasa seperti sebuah bakso superpedas yang menyenangkan, pemain-pemain lain juga membuat film ini tampil sempurna. Susan Sarandon berhasil menipu semua penonton dengan sosok polosnya. Nate Parker akan membuat Anda bersyukur kenapa Drake mundur dari proyek ini untuk memerankan Jimmy Grant. Dan, Tim Roth akan membuat Anda gemas setengah mati serta penasaran dengan penyelesaian semua masalah rumit ini.
Dan, di balik semua performa menawan itu sebuah kredit layak disematkan kepada Nicholas Jarecki yang tahu bagaimana membuat sebuah thriller tentang intrik paling membosankan menjadi hal paling menarik sepanjang masa. Jarecki tahu bagaimana menarik-ulur emosi penonton. Keputusannya untuk membuat semua karakter serba abu-abu –tidak ada karakter yang 100% baik atau jahat dalam film ini– adalah sesuatu yang membuat 'Arbitrage' menjadi sangat manusiawi dan meyakinkan.
Dengan sinematografi yang menghipnotis –kudos to Yorick Le Saux– dan musik dari Cliff Martinez yang mencekam, 'Arbitrage' adalah salah satu film yang patut Anda tonton saat ini. Banyak orang mungkin akan malas menontonnya karena temanya yang berat dan fakta bahwa Gere sudah tidak seterkenal dulu lagi. Jangan salah. 'Arbitrage' adalah sebuah teka-teki yang begitu Anda memasukinya, susah untuk melepasnya.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)