Marissa tidak tahu harus berbuat apa. Dia sudah mencoba sekuat tenaga untuk memperbaiki hubungannya dengan kedua anak tirinya. Pada saat yang sama, dia juga harus menyelamatkan dunia karena dia adalah mata-mata rahasia OSS yang kembali beraksi setelah pensiun sejenak.
Dunia sedang terancam. Tick Tock (Jeremy Piven) mencuri sebuah mikrodisk yang berfungsi untuk mengendalikan waktu: melambatkannya, mempercepatkannya. Di tangan yang salah, benda itu bisa menyebabkan kiamat datang lebih cepat. Marissa pun mendapatkan panggilan dari bosnya (Jeremy Piven) dan menyuruhnya untuk kembali beraksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Feeling nostalgic? Saya akan menjawab ya. Selain film-film menyenangkan seperti 'Air Bud', 'Home Alone', 'Free Willy' dan kawan-kawan, seri 'Spy Kids' adalah salah satu film anak-anak yang paling saya gemari ketika saya masih anak-anak. Carmen (Alexa Vega) dan Juni (Daryl Sabara) merupakan dua anak kecil yang menjadi panutan saya: cerdas, aktif dan sanggup menendang bokong penjahat dengan keren. Apalagi yang kurang?
'Spy Kids' datang dari otak seorang sutradara bandel bernama Robert Rodriguez. Dia mungkin adalah salah satu filmmaker paling nekad di Hollywood. Dia adalah orang yang rela berpartisipasi dalam studi riset medis untuk mendanai film pertamanya 'El Mariachi'. Dia adalah orang yang dikeluarkan oleh DGA (Directors Guild of America, sebuah organisasi untuk para sutradara di Amerika) karena kasus 'Sin City'.
Imajinasinya liar. Salah satu filmnya berjudul 'Planet Terror' menceritakan sebuah kota yang diserang oleh zombie dan salah satu pahlawannya mempunyai kaki dari senapan (kurang liar apa?). Ia juga mampu membius jutaan anak kecil dengan sebuah kisah yang sederhana namun imajinatif serta menghibur. Tidak terkecuali dengan film ini.
Okelah kalau kita bisa berargumen bahwa 3D tidak bisa menyelamatkan kualitas ceritanya yang agak payah. Terutama jika dibandingkan dengan film pertamanya. Bagaimana mudahnya para mata-mata ini menemukan markas sang penjahat atau menyusup masuk ke dalamnya. Para penjahatnya pun selalu berbentuk karikatur, setingkat di bawah penjahat James Bond yang mempunyai kecenderungan untuk membeberkan rencananya sendiri.
Tapi tetap saja, 'Spy Kids All The Time In The World' masih menghibur. Dan sebagai tontonan keluarga (terutama anak-anak), film ini mempunyai kekuatan berlebih yang ditransfer dengan begitu baik oleh kedua pemeran utamanya Rowan Blanchard dan Mason Cook. Plus, begitu banyak gadget-gadget canggih yang saya yakin akan menghibur anak-anak (dan orang-orang yang masih punya semangat anak-anak, seperti saya).
Dan, di musim liburan seperti sekarang, rasanya memang tepat untuk menonton film sejenis ini. Sebuah tontonan spektakuler yang hiperbolik (hampir semua adegannya dilengkapi dengan sound effect yang berlebihan, belum termasuk segala jenis muntahan yang muncrat ke mana-mana) yang erat dengan nuansa liburan.
Pesan saya cuma satu: camkan baik-baik bahwa ini hanya tontonan liburan. Jangan berharap lebih dan saya yakin, Anda akan terhibur olehnya. Terutama seperti saya yang mendadak bernostalgia dengan masa kecil saya.
(mmu/mmu)