Sebagaimana diketahui, (Rec) menjadi fenomena di genre horror dan fantasi. Bahkan, film itu 'diadaptasi' menjadi Quarantine dan Te (rekam) itu. Dan sangat wajar, dengan larisnya film itu produser ingin membuatkan lanjutannya.
Di luar ekspetasi, ternyata film ini terasa lebih mencekam. Masih dengan format ala tradisi Blair Witch Project hingga Cloverfield, film ini tidak mengulang begitu saja formula originalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini mengembalikan film ini pada tradisi film horor klasik, yaitu kekuatan supranatural dari dunia kegelapan. Di sini, kesurupan akibat perbuatan iblis dilawan dengan pendeta lengkap dengan salib, air suci, dan berbagai perangkat keagamaan sakral lainnya.
Film ini menjadi kembali ke pendekatan old school macam Exorcist. Tentu ini berbeda dengan film pertamanya yang sama sekali profan, alias tidak ada urusannya dengan Tuhan dan kekuatan agama.
Nilai lebih lainnya adalah cara bertuturnya. Cerita di film Spanyol ini adalah multiplot. Pertama, menceritakan tentang sekelompok pasukan Swat yang bertugas mengevakuasi gedung—dan mirip dengan game seperti Time Crisis atau Resident Evil, lengkap dengan font nama pemain yang berkedap-kedip.
Kisah kedua adalah seputar sekelompok remaja yang dengan rasa penasaran ingin masuk ke gedung yang terlarang itu, dan terjebak pada situasi mengerikan: menjadi mangsa para zombie dan siap tertular. Dan, asyik juga menikmati saat kedua plot ini berada dalam satu irisan. Kita seakan disuguhi dua perspektif dari adegan yang sama.
Nah, yang menariknya lagi, ternyata besutan sutradara Jaume Balagueró dan Paco Plaza ini masih satu semesta dengan [Rec] yang berjarak 2 tahun. Ia sebenarnya masih di zona waktu yang sama, dan di gedung yang sama. Buktinya, ternyata ada tokoh perempuan utama di film pertama, seorang wartawati program televisi, Angela Vidal, yang masih selamat.
Bagi yang belum menonton (Rec), pemirsa masih bisa menikmati jalan ceritanya. Tapi, bagi yang sudah pernah melihat film awalnya, tentu menjadi nilai tambah, khususnya dalam menangkap semesta reka-percaya (istilah Eric Sasono untuk make-believe) yang berkesimbungan.
Terakhir, siap-siap dengan twist nya! Kejutannya dahsyat.
*Ekky Imanjaya: pengulas film, redaktur/penggiat www.rumahfilm.org (iy/iy)