Overload Romance: Kecemasan yang Tak Terbukti
Selasa, 07 Feb 2006 10:11 WIB

Jakarta - Bimbang. Ragu-ragu. Cemas. Itu yang saya rasakan ketika hendak membeli album 'Overload Romance'. Saya tidak mau membuang uang sia-sia untuk sebuah karya yang mengecewakan. Sempat terfikir, mungkin saya sebaiknya menabung atau membeli hal lain. Bahkan saya sudah berjalan ke bagian kaset dan mengambil sebuah kaset 'Overload Romance'. Dalam hati saya berkata, "demi keinginan memiliki, harga boleh turun sedikit."Apa boleh buat, saya cinta kualitas. Meskipun sesak nafas, saya taruh kembali kaset itu dan saya ambil juga CD 'Overload Romance'. Saat membayar di kasir saya berdoa, semoga apa yang saya keluarkan akan setimpal dengan apa yang saya dapat. Ketika membuka sampul, saya agak pesimis. Hanya segini yang saya dapatkan dengan harga yang selisih tipis dengan CD 'White Shoes' yang baru saja saya beli? Bagi yang belum tahu, 'White Shoes and Couples Company' hadir dengan packaging yang luar biasa. Jadi kalau ternyata materinya mengecewakan, setidaknya masih ada packaging bagus yang bisa menjadi pelipur lara. Ah, saya seperti orang yang baru patah hati tapi disuruh jatuh cinta lagi. Ketakutan setengah mati dalam hati.Tapi semua menjadi berbeda ketika CD ini sudah berada dalam player. 'Dance Will Drop' membuka list. Saya sedikit optimis sambil membaca lirik-lirik lagu berikutnya. Seperti apa? Ya, seperti galau-galau kalau lagi curhat deh. Hahaha..Optimisme saya tepat. Saya mulai ikut bernyanyi. Dan tentunya, karena ini disco, sedikit goyang-goyang pundak.Ah, ketakutan itu hilang sudah. Sesak nafas yang saya alami kemarin terbayar. Maksud saya, meskipun sampulnya kurang meyakinkan, tapi jika materinya dengan penuh dapat memuaskan, rasanya tidak sia-sia uang yang saya keluarkan untuk ini. Karena saya menyukai genre/musiknya? Tidak juga. Coba saja kamu putar apapun dari Pet Shop Boys. Saya akan lari tunggang langgang atau mencari apapun di sekitar untuk melakukan teleportasi ke Ursa Mayor atau tempat kumuh di Somalia. Kemanapun supaya saya tidak mendengar Pet Shop Boys.Tapi kali ini sangat berbeda. Saya sangat ceria. Sejak kemarin, 'Dance Will Drop' selalu membuat saya ceria. Dan mendengarkan lagu lainnya di album ini justru mengubah mood saya yang jika galau harus mellow dan merayap-rayap mendengarkan The Perishers.'Semua Tentangmu' adalah favorit saya berikutnya. 'Loosing Hope' (maaf, kecuali saya salah, 'o'-nya dua atau satu ya?) adalah lagu galau dengan beat. Saya jatuh cinta pada liriknya.Sorry if I force you. To make what I want too. Maybe you are my dream. My hope is over now.'Empty Wide' hadir dengan vokal Arie yang sekilas seperti Darren Hayes. 'Layang-layang' adalah track bahasa indonesia yang saya sukai. Bagian verse pertamanya seperti lagu-lagu Deddy Dhukun/Dian Pramana Putra namun dibawakan oleh Fariz RM. Saya pikir sebaiknya Club80's berhati-hati. Overload Romance cukup 80-an dibanding mereka. Dan lagi, liriknya. Hahaha... Bagian outro di mana Arie bernyanyi Aku bukan layang layaaahhhaaaang, yeah... membuat ini tidak seperti lagu berlirik bahasa indonesia biasa.Saya harus mengakui falsetto Arie sangat bagus. 'Nature Love' menjawab itu. Saya kesulitan mencari perbandingan lain, kecuali lagi-lagi Darren Hayes. Jangan salah, Darren Hayes bagi saya adalah bagus. 'Jealous Boy' menurunkan tempo, tapi tidak mengurangi emosinya Have you know I really need youuu...'Ruang Hampa' barangkali satu-satunya track paling lemah di sini. Liriknya juga tidak seperti sebelumnya. Tapi saya ampuni, karena 'Reason Flow' berikutnya kembali mengangkat tempo dan "Darren Hayes falsettos" itu lagi. Kali ini lebih intens dan excellent (karena kata Michael J Fox, perfect is god's business).'Who's Dream' kembali mengajak kita melakukan 'clap' itu. Pundak kembali bergoyang-goyang. Ah yes. Ini disko santai saudara-saudaraku! 'Sebatas Pengagum'... hmm apa ya... nakal! Berikutnya adalah 'Ah..Jogging' Kesan saya? Menyenangkan.Kesimpulan saya, singkat saja, album ini worth it!Review album 'Overload Romance' adalah hasil tulisan Anzarra, vokalis band indie Sterofoam. Pria kelahiran 5 Desember 1978 yang tergila-gila musik britpop ini juga berprofesi sebagai graphic and new media designer. (ine/)