'Lovers' Anna of The North: Debut Patah Hati

Music Review

'Lovers' Anna of The North: Debut Patah Hati

Yarra Aristi - detikHot
Senin, 30 Okt 2017 11:32 WIB
Foto: Anna of the North
Jakarta - Cerita tentang proyek ini dimulai 5 tahun lalu. Anna sedang bekerja di sebuah toko di kota kecil dekat Oslo, tinggal bersama cinta pertamanya sambil mengantisipasi kehidupan rutin, hingga akhirnya seorang pelanggan masuk dan membuka matanya.

Singkat cerita, Anna memutuskan untuk meninggalkan pacar serta 'kehidupan normalnya', dan memulai kehidupan baru di Australia; hingga akhirnya dia bertemu dengan Brady Danielle-Smith (yang kebetulan sama-sama punya sejarah percintaan yang complicated, dan chemistry dalam selera musik).

Mereka berdua akhirnya sepakat untuk membentuk Anna of The North, dengan debut single 'Sway' yang dirilis 3 tahun lalu. Sejak pertama kali Anna of The North dibentuk; mereka tahu bahwa rasa sakit patah hati akan menjadi bahan bakar yang membuat band ini berjalan.

Patah hati adalah DNA mereka, berakar begitu dalam dari kehancuran dari sebuah hubungan, rasa bersalah, kebahagiaan sementara, kesadaran bahwa akhirnya kita harus membiarkan diri untuk move-on (well, meski tetap saja sulit untuk dilakukan); semua disampaikan begitu gamblang melalui lagu-lagu Anna of The North.

Brady, yang berasal dari Selandia Baru namun tumbuh besar di Australia, menyuntikan unsur pemandangan elektronik yang cerah dan bersamangat ke dalam musik mereka, sedangkan Anna, membawa gaya minimalis glasial asal Skandinavia-nya; dingin, tanpa emosional berlebihan.

"Aku pikir, aku lebih kreatif ketika patah hati," ungkap Anna dalam kutipan di rilis pers. Ketika mendengar suaranya, Anda akan mendapatkan sekilas gambaran vokalis CHVRCHES, Lauren Mayberry dan Rachel Goswell dari Slowdive, dengan tampilan yang sama manisnya.

Sekarang Anna of The North merilis sebuah debut album penuh bertajuk 'Lovers' yang berkilauan. Hampir semua materi alternative pop yang koheren direkam di Oslo dan di-mixing di Copenhangen dan London oleh Luke Smith (Foals, Petite Noir, Depeche Mode).

Sebenarnya musik Anna of the North bukanlah sesuatu yang baru; tapi uniknya mereka bisa mengemas pesan-pesan yang lebih gelap dengan instrumentasi euforia yang terdengar organik sekaligus sintetis.

Misalnya dalam lagu 'Someone', sekilas terdengar bahwa lagu ini pernyataan untuk 'move on' biasa, tetapi ketika jika ditelaah lebih dalam, Anna berbicara tentang penerimaan bahwa manusia adalah mahluk sosial biasa yang tidak lepas dari kesalahan, pembelajaraan, dan membutuhkan bantuan dari orang lain.

"I'm only human, baby / Sometimes I act a little crazy". Mereka juga menyindir para pasangan 'fake' dalam lagu berjudul 'Money', yang sering kali memanfaatkan orang lain untuk uang, status, dan ketenaran. ("She don't give a damn about your future plan").

Sedangkan single 'Lovers' dibuat saat mereka sedang break-up dengan pasangan masing-masing, 'Berbicara tentang kekosongan janji-janji tidak realistis yang kita buat satu sama lain pada awal hubungan', jelas Brady menggambarkan lagunya.

"Janji-janji yang mungkin tidak bisa kita jaga seperti, 'Saya akan selalu ada untuk Anda dan 'Saya tidak akan pernah pergi', dan omong kosong percintaan lainnya yang mungkin akan membuat Anda menyadari bahwa album ini adalah debut patah hati paling ideal untuk Anda ( atau mantan pasangan Anda).

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia. (ken/ken)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads