The Afterlove 'James Blunt': Kurang Peka, Kurang Organik

The Afterlove 'James Blunt': Kurang Peka, Kurang Organik

Rendy Tsu - detikHot
Rabu, 10 Mei 2017 12:22 WIB
Foto: Dok. Instagram/jamesblunt
Jakarta - "Jika Anda pikir tahun 2016 buruk, saya merilis sebuah album di tahun 2017", tulis James Blunt di Twitter, berupaya mengejek diri sendiri, seperti yang sering ia lakukan sebelumnya di Twitter.

Lelucon yang dikiranya akan menjual album kelimanya 'The Afterlove', justru menjadi kenyataan. Banyak kritikus dan media menilai albumnya tidak lebih dari 2 dari 5 bintang.

The Afterlove adalah follow up 'Moon Landing' (2013) yang tidak jauh buruknya. Bedanya di The Afterlove, ia kolaborasi dengan musisi level A seperti Ed Sheeran dan Ryan Tedder untuk menulis lagu.

Upaya yang bagus, mungkin James Blunt ingin membuktikan bahwa ia bisa lebih dari sekedar mengoceh tentang wanita cantik.

Penyanyi ini telah menciptakan 10 foto dari kehidupannya, di mana cinta, nafsu, kesalahan dan penyesalan menjadi tema sentral seputar album ini.

Sayangnya, berbagai macam cerita berbeda yang dipetik secara acak dari hati itu ditulis kembali menjadi lagu-lagu yang kurang peka.

The Afterlove adalah James Blunt, tapi tidak seperti yang kita kenal sebelumnya. Soft rock familiar telah berganti secara halus dengan suara-suara elektronik, seperti drum dan bass minim dari komputer.

Kurang organik karena sebagai penggemar setia Fleetwood Mac atau Elton John, James Blunt masih berkutat dengan akustik gitar dan suara khasnya, yang awalnya ia benci, hingga membuatnya kaya.

Saya bilang kurang peka karena liriknya terdengar tidak sedalam dulu, meski musiknya jauh lebih matang dan kompleks daripada rekeman-rekaman awalnya.

Kita semua tetap merindukan James Blunt yang merilis lagu sensitif semacam 'You're Beautiful' atau 'Goodbye My Lover'.

Salah satu yang paling mendekati adalah lagu 'Don't Give Me Those Eyes', salah satu lagu terfavorit James Blunt di album ini, meski musik dan liriknya tampak sesuai dengan usianya, tahun ini 41 tahun.

Tidak melulu menyanyikan lagu depresi, ia juga menghadirkan 'Paradice' dengan sukacita gembira sehabis bercinta, meringkuk dari balik paduan suara.

Atau temuilah 'Bartender', seolah James Blunt membenarkan jika alkohol menyembuhkan beberapa permasalahan di momen tertentu. Lagu lumayan untuk ukuran James Blunt.

Single utama 'Love Me Better' menunjukkan sisi seorang Blunt yang baru, sebagian berkat sentuhan segar Ryan Tedder dan liriknya yang menggabungkan sentuhan humor klasik Blunt.

Sedangkan bersama Ed Sheeran ia mengeluarkan sisinya yang lain dengan menciptakan 'Make Me Better', simple love song tentang hubungan ibu dan anak.

Ketiganya kemudian bergabung menciptakan 'Time of Our Lives' yang cukup epik. Setidaknya James Blunt punya lagu bagus saat menyanyi di stadium besar (suatu saat nanti), tidak hanya di bar-bar kecil.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia. (ken/ken)


Hide Ads