'Darkness and Light' John Legend: Pernyataan Cinta yang Universal

'Darkness and Light' John Legend: Pernyataan Cinta yang Universal

Rendy Tsu - detikHot
Selasa, 06 Des 2016 13:28 WIB
Foto: columbia records
Jakarta - Bagaimana cara Anda merayakan cinta? Apakah dengan memberikan hadiah kepada orang yang dikasihi? Atau, menyatakannya lewat kata-kata mutiara? John Legend merayakannya dengan membuat sebuah album; tentang cinta dan pengabdiannya pada keadilan sosial, tentang pernikahan, tentang kelahiran anak pertamanya, Luna, dan secara tidak langsung tentang cintanya pada dunia. Seluruh manifestasi cinta yang universal itu tertuang dalam album bertajuk 'Darkness and Light'.

Momen terbaik John Legend adalah pada saat ia merilis 'All of Me' tiga tahun lalu, yang merupakan lagu terlarisnya serta menjadi wedding song wajib yang dinyanyikan (yang saya yakin) hingga 10 tahun ke depan. Untuk membuat album album 'Love in The Future', yang memuat single 'All of Me', Legend memerlukan 24 produser. Namun, untuk membuat album ini, ia hanya mengajak satu orang, yaitu Blake Mills.

Tentunya kehadiran Mills menarik perhatian. Selain karena ini merupakan kerja sama pertama mereka, Mills, yang selama ini dikenal memproduseri album level Grammy Awards 'Sound & Color' milik Alabama Shakes, sering bekerja sama dengan penyanyi berkarakter seperti Fiona Apples dan Sky Ferreira. Diharapkan kehadiran Mills dapat mengeluarkan potensi tersembunyi dari Legend ke tahap yang baru. Mills menyebut 'Darkness and Light' sebagai "manifesto John Legend", dan Legend mengatakan kepada penggemarnya bahwa ini merupakan pekerjaan terbaiknya selama ini, melebihi 'All of Me'. Apakah benar? Anda harus mendengarnya sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upayanya dalam menuliskan perasaan yang lebih universal tergambar lewat klip single 'Love Me Now' yang direkam di beberapa tempat di dunia seperti Orlando dan Irak. Memang tidak dituliskan secara gamblang, tapi pesan yang ingin disampaikan Legend cukup jelas; bahwa cinta tidak dibatasi oleh geografi, ras, usia dan gender. Cinta bisa dirasakan siapa saja, di mana saja.

"They say sing what you know/ But I've sung what they want," demikian baris pertama lirik dari lagu pertama di album ini, yang berjudul 'I Know Better'. Dengan piano hazy, gospel dan tanpa beat, Legend tahu jelas apa yang ingin coba disampaikan lewat albumnya.

Salah satu lagu yang perlu diantisipasi adalah kehadiran nama-nama keren sebagai kolaborator di album ini. 'Penthouse Floor', dengan tambahan lelucon lama dari Chance The Rapper di akhir verse, tanpa tendensi berlebihan, terdengar seperti menyidir sesuatu. Lead singer Alabama Shakes, Britanny Howard dibawa oleh Blake Mills untuk bertugas mengambil nada-nada tinggi dalam nomor soul/R&B 'Darkness and Light', yang dijadikan judul album. Syncopation yang dipakai mengingatkan kita pada 'Weight in Gold' milik Gallant. Sedangkan 'Overload' yang agak jazzy, menampilkan suara lembut Miguel, dengan pertanyaan penutup, "Life on overload, must we make a spectacle of love?" pada akhir lagu.

Kehadiran Mills juga bisa dirasakan ketika ia membawa string sekaligus menambahkan backing vocal vocoder pada 'Same Old Story', hal baru yang tidak pernah dilakukan Legend. Sesuai dengan judulnya, album 'Darkness and Light' menampilkan kegelapan dan terang secara bersamaan. Sound-nya terdengar sederhana dan misterius, sedangkan lirik menampilkan cinta dan harapan.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Hide Ads