Tiga menit. Waktu yang dibutuhkan untuk jatuh cinta lagi pada mereka. Dalam single 'Are We Ready (Wreck)' mereka terdengar perlahan keluar dari skema indie dan masuk ke ranah baru. Asupan riff gitar tajam seperti biasa, dan vokal Alex Trimble seolah bersinergi dengan irama pola lantai dansa. Tidak hanya 'Are We Ready', tapi 9 lagu lainnya dalam Gameshow bernostalgia pada skema kerlap kerlip dansa tahun 80-an.
Prince dan David Bowie adalah dua legenda yang mengilhami Alex Trimble dkk untuk membuat album ini lebih avant garde sekaligus danceable, dengan rangkuman kritik tentang budaya konsumtif di era yang serba erat dengan media sosial. Selanjutnya, mereka mengambil bassline Joy Division dalam track 'Gameshow'(In pursuit of looking good/ you must do everything you should). Sedangkan dari balik falsetto Trimble, 'Bad Decisions' ditulis dalam dalih anti-mainstream, oposisi dengan apa yang mereka lakukan sekarang.
Tidak cukup sampai di situ, mereka mencontek 'Random Access Memories' Daft Punk dalam track 'Ordinary' dan beberapa lagu lainnya. Di luar itu, track paling halus di antara lainnya, 'Invincible' menjanjikan yang saya tunggu-tunggu; paduan balada drama dengan solo gitar mengawang-ngawang dari era album 'Beacon'. Biasanya track terakhir diisi dengan balada, tapi mereka malah memasukkan lagu paling mematikan yang berjudul 'Je Viens De La' dengan iringan gitar ala Neil Rodgers. Saya yakin Anda akan menyukainya.
Tidak malu mengakui bahwa mereka sekarang bergerak ke ranah radio-pop, TDCC menciptakan 'Gameshow' selayaknya penampilan besar; mulai dari komposisi lagu, tema lirik hingga arahan seni. Ada ambisi yang saya rasakan dalam album ini, tapi saya lebih mengakui keberanian mereka di 'Beacon'.
Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)