'Wild World' 'Bastille: Suara-suara Aneh yang Liar dan Tak Terkontrol

'Wild World' 'Bastille: Suara-suara Aneh yang Liar dan Tak Terkontrol

Rendy Tsu - detikHot
Rabu, 02 Nov 2016 15:58 WIB
Foto: Virgin Records
Jakarta - Tiga tahun lalu, lewat 'Pompeii', Bastille sempat membisikkan ketakutan mereka pada kehidupan yang dinilai statis. Mereka ingin terus bergerak maju, melangkah lebih jauh lagi. Maka tak heran jika melihat Dan Smith dkk kini memasukkan apapun yang bisa ia temukan untuk membuat 'Wild World', album kedua Bastille yang dirilis pada September 2016, agar terdengar berbeda.

"Jika album pertama kami adalah tentang tumbuh dan kecemasan di sekitarnya, maka album kedua adalah tentang mencoba untuk memahami dunia sekitar, baik ketika melihatnya atau yang disajikan melalui media. Ini juga tentang mengajukan pertanyaan tentang dunia dan orang-orang di dalamnya. Kami album ini menjadi sedikit membingungkan. Ekstrovert dan introvert. Terang dan gelap," jelas Smith panjang lebar. Hal yang sama juga digambarkan dalam sampul albumnya; momen dua teman yang dibingkai dalam konteks dunia metropolis.

Harus diakui, Bastille cukup realistis ketika menangkap isu politik yang hangat setahun belakangan dalam track berjudul 'The Currents'. Tapi ketika mereka juga mengangkat referensi fiksi dari film 'The Exorcist', dan drama Ottello karya Shakespeare pada lagu 'Send Them Off', ada yang terasa aneh. Lalu saat 'Two Evils', yang direkam dalam satu kali take terdengar paling memanusiakan di antara 'setan' lainnya, salah satu single andalan mereka 'Good Grief' yang bercerita tentang esensi kehilangan,malah kehilangan esensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Favorit saya yang lain adalah 'Four Walls (The Ballad of Perry Smith)' dan 'Fake It' yang memberikan ruang ekspresi tanpa risiko kehilangan pendengar. Pada lagu 'Blame', sebuah suara garang gitar muncul, hal baru yang tidak terdapat pada album sebelumnya, 'Bad Blood' (Dan Smith tiga tahun lalu belum bisa bermain gitar). Saya juga memberikan voting khusus kepada 'Warmth' yang secara konseptual menggambarkan bagaimana orang bereaksi dalam mengkonsumsi media massa sehari-harinya. Cukup kritis.

Mereka mencoba keluar jalur. Mereka banyak merombak dari sisi sound. 'Wild World' berisikan 16 track gabungan rock stadium, arena pop, irama dancefloor, horn, dialog film fiksi 80-an, dan suara aneh lainnya. Mungkin itulah sebabnya mengapa album yang penuh dengan musik liar dan tak terkontrol ini diberi judul 'Wild World'. Persis dengan kondisi dunia saat ini, tapi (toh) orang-orang tetap menikmatinya, bukan? ("Hold me in the this wild, wild world").

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Hide Ads