Sebagai salah satu penyanyi Indonesia yang lekat dengan tema cinta, Raisa mencoba untuk mendefinisikan kata tersebut dengan cara yang lebih dewasa lewat album terbarunya. βHandmadeβ, begitu album terbarunya ia namai, berisi loveable songs yang hampir semua diciptakan Raisa sendiri bersama βteman band terdekatnyaβ. Album ini digadang-gadang sebagai albumnya yang paling personal dan effortless.
Personal, mungkin saja. Ditunjukkan dengan single primadonanya βKali Keduaβ, yang dibuat oleh Dewi βDeeβ Lestari, mengadopsi kisah putus sambung Raisa dan Keenan Pearce. βCukup sekali saja, aku perlu merasa, betapa menyiksa kehilanganmu,β demikian sepenggal liriknya yang dibungkus dengan melodi khas ala lagu-lagu di βRectoversoβ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya lebih menyukai bagaimana Raisa membuka pandangan pribadinya lewat βTentang Cintaβ yang terdengar begitu indah dan menyenangkan, tapi βtak pernah benar-benar kita pahamiβ. Juga, bagaimana ia mempersembahkan sebuah lagu berjudul βNyawa dan Harapanβ, yang bercerita tentang dosa dan cinta yang lebih luas untuk dunia. Termasuk bagaimana ia menciptakan βLetting You Goβ sebagai bentuk buah idealismenya.
Tapi, harus diakui bahwa dibandingkan dua album sebelumnya βRaisaβ (2011) dan βHeart to Heartβ (2013), βHandmadeβ terasa jauh lebih matang. Ungkapan bahwa Raisa naik kelas di album ini bukanlah ungkapan omong kosong. Ia benar-benar membuktikannya.
Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.
(mmu/mmu)











































