'Dandelion' Monita Tahalea: Album tentang Cinta dan Harapan

'Dandelion' Monita Tahalea: Album tentang Cinta dan Harapan

Yarra Aristi - detikHot
Rabu, 10 Feb 2016 13:30 WIB
Jakarta - Pada 2010, Monita Tahalea sukses dengan album perdana ‘Dream, Hope, & Faith’ di industri musik independen. Ini adalah sebuah album yang diproduseri oleh Indra Lesmana. Di akhir 2015 ia merilis album ‘Dandelion’, untuk Anda yang rindu pada suara indahnya.

Album ‘Dandelion’ diproduseri oleh Monita dan Gerald Situmorang, yang merupakan pemain bass dari band Barasuara. Alangkah beruntungnya biduanita ini karena selalu dibantu oleh para musisi handal yang membuat lagu-lagunya terpoles rapi dan enak didengar. Musisi yang turut membantu Monita kali ini termasuk Yoseph Sitompul, Indra Perkasa, Jessi Mates, Ricad Hutapea, Dika Chasmala, dan Jordy Waelauruw.

Mengaku bahwa musiknya lebih merepresentasikan dirinya, Monita memasukkan berbagai unsur di album ini. Namun, yang kental terdengar adalah gabungan antara jazz, pop dan folk, yang membuat sebagian besar aransemennya terdengar ringan tapi berbobot. Karakter suara Monita yang polos dan kekanak-kanakan memiliki kekuatan yang membuat lagu-lagunya terdengar khas dan mantap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibuka dengan ‘Hai’ yang merupakan sapaan yang bisa berarti banyak. Bisa dimaknai begitu karena Monita telah kembali menyapa penggemarnya. Bisa juga merupakan sapaan akrab untuk kawan, juga bisa diartikan sebagai momen motivasi bagi hati yang pernah terluka, untuk memulai kembali lembaran baru. Liriknya pun indah:

Hai teman/ Hapus sudah senyum kelabu di wajahmu/ Masa yang lalu telah berlalu/ Kini hari baru bernyanyi untukmu/ ... Dengarlah indah suara rintik hujan yang turun membasahi bumi, memeluk tanah gersang/ Nyanyikan lagu tentang langit biru, dan lagu tentang cinta yang selalu sembuhkan luka….

Monita mempersembahkan ‘Memulai Kembali’ yang didominasi oleh petikan gitar akustik dan bass line yang lembut, juga dentingan piano nan manis. Bercerita mengenai menghempaskan angan dan harapan yang sudah lama dinanti, namun bisa menyikapinya dengan ikhlas, di mana ia bertekad memulai kembali. “Aku mencari, aku berjalan, aku menunggu, aku melangkah pergi, kau pun tak lagi kembali… Dan ku kan memulai kembali,” begitu nyanyinya.

Anda akan dibawa mengalun bersama ‘Perahu’ yang memilik transformasi dari nuansa yang sendu menjadi ceria penuh harapan. Anda juga akan terbuai dengan irama folky jazz dalam ‘Bisu’ dan ‘I’ll Be Fine’ yang juara. Pun ada ‘168’ yang menyelipkan bunyi flute di bagian awal lagu dan membuat lagu ini memiliki karakter folk era ’70-an. Dan lagi, suara polos Monita membuat sejuk kalbu.

‘Tak Sendiri’ merupakan duet yang powerful antara Monita dan Gaby, yakni menyatukan dua karakter berbeda yang bersatu padu dengan selaras. Monita dengan karakter suaranya yang lembut dan polos, sementara Gaby dengan suaranya yang lebih lantang; keduanya menyatu indah dengan aransemen ringan, singkat dan padat.

Sebanyak 9 lagu yang ada dalam album ini memiliki kekuatannya masing-masing, juga lirik yang sangat indah. Lagi-lagi merupakan karya bagus dari salah satu mantan Indonesian Idol ini. ‘Dandelion’ merupakan album yang terkonsep dengan baik, didukung juga dengan tata musik yang apik.

Yarra Aristi pernah bekerja sebagai wartawan musik di dua majalah musik terkenal. Kini penyiar dan music director di sebuah stasiun radio swasta terkenal di Jakarta.

(mmu/mmu)

Hide Ads