'Wilder Mind' Mumford & Sons: Folk Belum Pernah Terdengar Seperti Ini

'Wilder Mind' Mumford & Sons: Folk Belum Pernah Terdengar Seperti Ini

Rendy Tsu - detikHot
Jumat, 26 Jun 2015 13:34 WIB
Wilder Mind Mumford & Sons: Folk Belum Pernah Terdengar Seperti Ini
Jakarta - Dua tahun lalu, saya menulis tentang keempat pemuda Inggris yang berhasil menguncang dunia pop lewat definisi baru mereka tentang bagaimana seharusnya musik folk dibuat. Hasilnya, 8 nominasi Grammy dan piala Album of The Year untuk album 'Babel' (2012) pada saat itu. Mumford & Sons, nama band empat pemuda tersebut, mungkin menyadari bahwa mereka tidak akan pernah mau membuat sebuah album yang sama. Dan, kemudian 'Wilder Mind' muncul, meruntuhkan semua harapan indah para penggemar berkeping-keping untuk mendengar 'Babel Part 2', atau lantunan jenis β€˜I Will Wait’ lainnya.

Awal keruntuhan tersebut mulai terlihat ketika β€˜Believe’ diluncurkan. Tidak ada banjo, tidak ada bass-drum beruntun, tidak ada suara akustik lagi yang terdengar selama 2 menit, melainkan digantikan dengan dominasi suara Mumford, snare drum dan raungan gitar elektrik. Single selanjutnya memberikan kejutan yang tidak kalah. β€˜The Wolf’ dengan riff gitar punk rock anak SMA yang terlalu berisik. Jujur saja, saya cukup terkejut dibuatnya.

Tidak seperti dua album sebelumnya, mereka seperti baru menemukan bagaimana menggunakan drum-set lengkap, namun diterapkan dengan cara yang The National pakai pada lagu β€˜Don’t Swallow the Cap’. Contohnya β€˜Tompkins Square Park’, judul yang diambil dari salah satu public park di New York (Oh babe, meet me in Tompkins Square Park / I wanna hold you in the dark). Beberapa demo lagu di β€˜Wilder Mind’ kabarnya memang direkam di studio garasi milik Aaron Dessner dari The National.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, bagaimanapun musik mereka diubah, Mumford tetap menyanyi dan menahan nada panjang dengan pendekatan yang khas (coba bagian hook β€˜Only Love’ dan bandingkan dengan β€˜Lover of the Light’). Mirip dengan β€˜Tomkins Square Park’, lagu rata-rata lagu di Wilder Mind memberikan penggambaran tentang momen-momen sentimental sebuah hubungan yang terus memburuk atau yang sudah berakhir seperti, Your words are empty as the bed we made ( β€˜Ditmas’) atau Maybe the truth’s not what we need (β€˜Cold Arms’).

Ya, mereka memang telah mengubur akar musik folk ke dasar yang sulit ditemukan lagi. Tapi, bukan Mumford & Sons namanya jika tidak bisa membuat orang-orang tetap menikmati musik mereka. Tanpa bermaksud sinis, saya memberikan pujian untuk 'Babel' dengan "Folk Belum Pernah Seindah Ini", dan hal itu pulalah yang menginspirasi saya ketika menuliskan judul resensi ini.

Rendy Tsu (@rendytsu) saat ini bekerja sebagai Social Media & Content Strategist. Selain aktif sebagai penulis lepas, ia juga pernah menjadi Music Publicist di salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads