Salah satu yang menjadi daya tarik (selain musik yang juara) adalah logat Skotlandia vokalis James Alexander Graham yang sungguh kental.
Langsung simak saja misalnya 'Thereβs a Girl In the Corner'; bassline yang bermain selaras dengan melodi piano yang mengambil nada rendah menjadikan mood lagu ini begitu berkabut dan mengawang. Distorsi yang muncul kemudian memberikan ambient shoegaze yang kuat dan menyempurnakan lagu ini secara keseluruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Pills I Swallow' mungkin adalah track yang paling emosional. Ambient berkabut pada lagu bertempo medium, ditambah vokal utama yang dibuat ganda, dibumbui oleh improvisasi vokal Graham yang melayang-layang di latar belakang membuat mendengarkan lagu ini terasa resah. The Twilight Sad sebetulnya tidak membuat perubahan yang besar dalam musik mereka, seolah berjalan apa adanya namun terdengar kian mantap, terpoles, dan percaya diri seiring berjalannya waktu.
Memang, untuk beberapa lagu terasa sekali bahwa mereka mencoba lebih terdengar bersahabat dan nyaris bersinggungan dengan aransemen yang biasa diusung The National. Tapi, ketika membaca cerita di balik pembuatan album ini --Graham mengatakan bahwa ia hampir tidak akan meneruskan berkarya dengan The Twilight Sad karena satu dan lain hal-- kegundahan para personelnya justru menjadi landasan yang baik dan membuat mereka terdengar kian kukuh.
Yarra Aristi pernah bekerja sebagai wartawan musik di dua majalah musik terkenal. Kini penyiar dan music director di sebuah stasiun radio swasta terkenal di Jakarta.
(mmu/mmu)











































