'Love, Lust, Faith + Dreams' 30 Seconds to Mars: Filosofi, Trivia, dan Warna-warni

'Love, Lust, Faith + Dreams' 30 Seconds to Mars: Filosofi, Trivia, dan Warna-warni

- detikHot
Selasa, 25 Jun 2013 13:27 WIB
Jakarta - Berhasil memecahkan Guinness World Records sebagai Longest Concert Tour by a Rock Band masih belum cukup. Bagaimana kalau meluncurkan lagu 'Up In The Air' dalam roket yang terbang ke luar angkasa tempat alien pun bisa mendengarnya? Well, itu juga masih belum cukup.

Kata "cukup" seakan-akan tidak pernah eksis di dalam kamus band ini, dan album terbaru mereka benar-benar menggambarkan betapa dramatisnya 30 Seconds to Mars. Mereka menuangkan seluruh cinta, nafsu, iman dan mimpi ke dalam cakram padat keempat mereka. Inilah 'Love, Lust, Faith + Dreams'. Inilah salah satu album rock paling berkonsep yang pernah saya dengar!

'Love, Lust, Faith + Dreams' adalah sebuah album konsep dengan tema artistik yang filosofis. Album ini dibagi menjadi 4 elemen yang digambarkan dalam 4 warna. Merah untuk Love, kuning untuk Lust, hijau untuk Faith, dan biru untuk Dreams. Setiap track mewakili elemennya masing-masing, contohnya lagu perkenalan singkat 'Birth' untuk elemen Faith + Dreams.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan 'Conquistador' diperuntukkan bagi para penggemar militan yang merindukan distorsi gitar dan teriakan latar yang menjadi ciri khas 30 Seconds to Mars. Liar seperti rekaman perdana self-title '30 Seconds to Mars' (2002), namun dewasa seperti 'This is War' (2009). Lust + Faith.

'Up In The Air' menjadi lagu andalan album ini yang berhasil terbang ke luar angkasa dan menimbulkan vibe suara tidak biasa (khas 30 Seconds To Mars) dengan synthesizer yang menyengat bagai listrik. Lagu ini paling tepat untuk menggambarkan keseluruhan nuansa album ini. Love + Lust + Dreams.

'The Race' adalah salah satu judul yang patut diberi perhatian lebih. Lagu ini awalnya dibuka dengan gesekan biola yang berlomba-lomba, namun seketika berubah ketika drum-bass mulai menghentak dengan tempo yang cocok sekali untuk bergoyang. Rock paling danceable dalam album ini. Lust + Faith.

Ada juga 'End of All Day', gabungan antara piano dark dengan vokal Jared Letto yang menggelegar putus asa. Lust + Faith. 'Bright Light', sebuah lagu melodius, ambisius dan yang terbaik dari segi lirik, "Bright lights / Big City / She dreams of love / Bright Light / Big City / He Lives to run." Love + Lust + Dreams. Atau, 'Do or Die', dibuka dengan satu kalimat dari seorang wanita dalam bahasa Cina 'xing dong hai shi si wang' yang berarti 'lakukan atau mati'. Love + Faith + Dreams.

'Love, Lust, Faith + Dreams' penuh filosofi, trivia, dan bintil warna-warni. Dari ranah sound, Anda akan seperti mendengar album 'This is War' (2009) dalam versi yang lebih elektronik. Naratif, interaktif dan hampir tanpa cela. Album ini seakan-akan telah mencukupi apa yang telah kurang, bahkan melebihi ekspektasi yang telah diharapkan. Saya sudah cukup, bagaimana dengan Anda?

Rendy Tsu (@rendytsu) music director radio, album reviewer dan blogger yang mendedikasikan tulisannya untuk musik.


(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads