Untuk seorang perempuan, cobaan tersebut tentu berat adanya. Namun Grande kembali membantu dirinya bangkit dan memotivasi diri sendiri lewat lagu. Setelah proses dalam studio yang cukup lama, akhirnya awal Februari ia menelurkan album kelimanya yang berjudul 'Thank U, Next'.
Single 'Thank U, Next' yang menjadi nomor satu di chart Billboard Hot 100 bertutur mengenai mantan-mantan pasangan yang sudah lalu, termasuk menyebut nama Pete. Namun kemudian ia mengubah segalanya menjadi positif menjadi, "One taught me love, One taught me patience/ And one taught me pain/ Now, I'm so amazing .. I'm so grateful for my ex...".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Attitude masa bodoh dengan sakit hati ia ungkapkan lugas. Begitupun pada track "needy" yang dengan jujur mengatakan bahwa ia bisa tak peduli dengan tarik ulur sebuah hubungan, namun terkadang ia butuh sebuah kejelasan dan afeksi.
Namun tidak semua emosi murung belaka yang ada di album ini. 'Thank U, Next' juga menguak Ariana Grande dalam berproses menjadi dewasa. Selain pemakaian bahasa eksplisit di hampir seluruh lagu, ia juga berbagi mengenai betapa muaknya memasang senyum palsu pada "Fake Smile" dengan lirik yang tajam, "I read the things they write about me/ Hear what they're sayin' on the TV, it's crazy/ It's gettin' hard for them to shock me/ But every now and then, it's shocking, don't blame me/ I can't fake another smile/ I can't fake like I'm alright.."
Grande menunjukkan kuasanya sebagai superstar pada '7 rings' di mana ia berada pada status tertinggi saat ini, ketika semua bisa ia beli dan ia hidup dalam gelimang harta. Perempuan berusia 25 tahun ini juga tak ingin buang waktu dengan perasaan, yang mana ia ungkapkan dalam 'Bloodline.
Album 'Thank U, Next' merupakan satu lagi cara Ariana Grande mengusir kepedihan dan murung yang ada padanya. Dikemas dalam balutan pop R&B yang semakin terpoles, juga eksplorasi vokal yang tak ada habisnya, album ini merupakan media untuk bangkit kembali, menjadi lebih tegar dan semakin dewasa.
(dar/dar)