'Colombiana': Ketika Balas Dendam Tak Seindah yang Dibayangkan

'Colombiana': Ketika Balas Dendam Tak Seindah yang Dibayangkan

- detikHot
Selasa, 13 Sep 2011 20:03 WIB
Jakarta - Cataleya, putri dari sebuah keluarga Kolombia, memiliki cita-cita menjadi pahlawan seperti Xena. Namun ketika orangtuanya dibantai sindikat mafia, gadis polos itu pun tumbuh dengan hasrat membunuh untuk balas dendam.

Film berjudul 'Colombiana' itu dimulai dengan latar kota Bogota dengan pemukiman padat era 1992. Orangtua Cataleya dibunuh karena menyembunyikan chip yang berisi informasi milik gembong narkotika pimpinan Don Luis.

Cataleya kecil berhasil lolos bersama chip tersebut dan membawanya ke kedutaan Amerika. Sang gadis akhirnya diberi paspor dan dibawa ke Amerika untuk mendapatkan perlindungan. Namun, di tengah perjalanan ia kabur untuk menemui pamannnya yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari situ, Cataleya meminta kepada sang paman untuk dilatih untuk menjadi seorang pembunuh profesional. Permintaan yang tak biasa untuk berumur dua belas tahun.

Cerita berlanjut lima belas tahun kemudian ketika Cataleya dewasa yang diperankan aktris Zoe Saldana sudah menjadi pembunuh profesional. Ia kemudian menjadi pembunuh bayaran yang selalu meninggalkan jejak gambar bunga Cataleya di tubuh korbannya yang kebanyakan bos penjahat.

Hal tersebut dilakukan untuk memancing gembong mafia yang membunuh orangtuanya. Cara ekstrem Cataleya menjalankan misi balas dendamnya membuat ia kembali kehilangan keluarga. Jalan yang akhirnya ia sesali.

Film karya sutradara Olivier Megaton itu rilis perdana di Prancis pada 27 Juli 2011, disusul Amerika pada 26 Agustus, dan Inggris pada 9 September. 'Colombiana' berhasil menempati urutan kedua box office AS dengan pendapatan US$ 10,4 juta di minggu pertama pemutarannya.

Namun film yang juga menampilkan aktor spesialis peran mafia Jordi Molla itu mendapat kritik presiden dari kelompok nirlaba PorColombia, Carlos Macias karena menampilkan budaya Kolombia secara stereotip.

Carlos menuding film tersebut dibuat berdasarkan hipotesis yang bersifat memfitnah, dan kurangnya kreativitas dari Hollywood. Ia juga meminta agar slogan 'Columbiana' yang berbunyi 'Pembalasan itu Indah' diganti menjadi 'Kolombia itu Indah'.

(ich/wes)

Hide Ads