Ditemui di Museum Nike Ardilla di Komplek Aria Graha Bandung, Jumat (21/3/2008) dalam rangka peringati 13 tahun meninggalnya Nike Ardilla, beberapa penggemarnya mengungkapkan testimoni mereka tentang pelantun 'Bintang Kehidupan' itu.
Eka (22), mengemukakan bahwa dirinya melihat Nike Ardilla sebagai sosok yang teramat tragis. Hal ini dikarenakan tragedi yang menimpa Nike di saat-saat karirnya sedang melejit. Meski demikian, hingga kini dia mengaku hatinya merasa nyaman dan damai jika mendengar lantunan lagu-lagunya.
"Terus terang saya suka nangis kalo liat foto dan denger lagunya," tutu Eka.
Hal serupa juga diungkapkan Nasrul, yang masih sering mendengarkan lagu-lagu Nike Ardilla. Selain mengagumi dari lagu-lagu Nike, Nasrul juga mengidolakan kepribadiannya yang sosial dan dermawan.
Sementara hal lain diungkapkan oleh Eman, anggota NACC (Nike Ardilla Cyber Club) itu menganggap sosok Nike sebagai artis yang tidak tertandingi. "Nike Ardila itu tiada duanya, engga ada tandingannya. Prestasinya pun segudang," ujar Nasrul
Berbeda lagi dengan Lisa (17), tanggal kelahiran gadis belia itu bertepatan dengan meninggalnya Nike Ardilla. Dia mengaku antusias tiap tahunnya, karena ulang tahunnya dirayakan bersama-sama penggemar Nike Ardilla lainnya.
"Setiap tanggal 19 Maret, merayakan bersama teman-teman dengan berziarah dan ke museum," jelas Lisa.
Lisa mengungkapkan dirinya berangan-angan jika Nike masih hidup, ingin berjalan-jalan seharian bersamanya. Warga Jakarta yang sudah tiga kali mengunjungi Museum Nike Ardilla, menganggap sosok Nike sebagai bidadari di alam nyata. Almarhum menjadi inspirasi bagi Lisa.
"Nike pribadi yang low profile. Ibaratnya tangan kanan memberi, tangan kiri tak boleh tahu," ungkap Lisa.
Selain dari kepribadian, penggemar Nike yang mayoritas pria, menuturkan bahwa wajah Nike mewakili ciri khas Bandung.
(twi/eny)