Menurut pengamatan detikhot, untuk mencapai arena konser, dari tempat parkir yang hanya berjarak beberapa ratus meter diperlukan waktu hampir 30 menit untuk mengantri. Sejak sore konser yang rencananya digelar pukul 20.00 WIB, 11 Januari 2008 itu telah dipadati calon penonton.
Kebanyakan dari mereka adalah penggemar berat GIGI yang ingin mendapatkan tempat paling depan. Sekitar 40 menit terlambat, konser akhirnya dibuka dengan rekaman lagu 'Indonesia Raya' dipadu dengan layar monitor yang menampilkan gambar bendera merah putih. Kembang api pun turut menghiasi malam yang juga bertabur bintang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbekal gitar Saraswati, dentum musik bernuansa Bali mengiringi petikan lagu 'Ku Tak Bisa' (Slank), 'Kenangan Terindah' (Samsons), 'Demi Waktu' (Ungu), 'Munajat Cinta' (The Rock), 'Ruang Rindu' (Letto), 'Hapus Aku' (Nidji) dan 'Cinta Terakhir' (GIGI) secara medley.
Saatnya menengok album rohani GIGI. Sekitar pukul 21.54 WIB, 5 lagu rohani yang dipopulerkan GIGI berkumandang di Stadium Mandala Krida Yogyakarta. Diawali lagu 'Malam Seribu Bintan' ditutup 'Akhirnya'.
Tiba-tiba kehadiran Gusti Hendy (drum) di area sound enginering membingungkan penonton. Lagi-lagi GIGI memberikan kejutan dengan setting drum terpisah dari panggung utama. Di luar negeri hal semacam ini kerap dijumpai, namun di Indonesia, mungkin ini bisa dibilang luar biasa. Sayang banyak penonton yang tidak memperhatikan aksi Hendy jamming drum tersebut. Banyak penonton yang tidak memperhatikan kejutan dasyat ini.
Sementara itu giliran jamming session Thomas Ramdhan (bass), membuat Yogyakarta bergoyang. Thomas tampil "misterius" dengan jaket hoodie hitamnya. Ia bergoyang kiri kanan sambil membetot bassnya diiringi alunan musik disko.
Insiden Speker Mati
Sekitar pukul 22.25 WIB saat sebagian besar penonton merasa ini adalah puncak dari pertunjukan 'Peace, Love n Respect', speaker di sisi kanan panggung mati.
Penonton di sisi kiri terlihat tak ada masalah, mereka terus bernyanyi dan bergoyang. Entah apa yang terjadi namun insiden ini sempat berlangsung selama 2 lagu. Penonton di sisi kanan mulai gelisah tak lama panggung mati. Lampu dipadamkan dan tak ada suara, hal ini berlangsung selama 2 menit.
Ketika lampu kembali menyala, semua telah kembali pada sediakala. Speaker kembali menjalankan perannya dengan baik. Lagu 'Kepastian yang Kutunggu' pun digayam Armand.
Perkenalan yang Manis
jika biasanya mereka hanya memperkenalkan para personel GIGI dengan nama dan posisi, tidak kali ini. Mereka diabsen satu persatu bahkan menyebutkan nama anak istri para personel. Coba dengar cara Thomas memperkenalkan Armand pada penonton lewat puisi:
Aku adalah setetes air di lautan yang ikut menciptakan gelombak
Gue safety kalau di panggung sama dia... Tapi kalau di mobil gue nggak betah...
"Gue emang terkenal jadi musuhnya angkot," celetuh Armand.
Budjana juga sempat menyisipkan nada lagu 'Ketahuan' milik Matta di salah satu lagu GIGI. Hasilnya tidak mengecewakan bahkan penonton bersorak menginginkannya lagi. Dua lagu teakhir 'Nakal' dan '11 Januari'jadi kado paling indah.
11 Januari
Terlalu banyak kejutan dari GIGI di 11 Januari. Namun mereka tidak minta para penonton yang sekitar 15 ribu tersebut untuk memberikan tepuk tangan. GIGI meminta para penonton bernyanyi bersama.
11 Januari bertemu, menjalani kisah bersamamu... Ku nyatakan bahwa engkaulah milikku...
Secara keseluruhan tak ada hal yang cukup berarti selama konser berlangsung. Hanya saja dari depan panggung pada awalnya gitar terdengar sedikit kacau. Namun semua tertangani dengan baik di konser ini.
Demonstrasi Pecinta Sepakbola
Brajamusti, para pendukung PSIM Yogyakarta, sempat mengganggu bubarnya penonton. Mereka menggelar demo kecil di sekitaran stadium. Sejak awal mereka memang menolak terselenggaranya konser ini.
Bagi mereka, lapangan sepakbola tidaklah layak dibuat untuk menyelenggarakan konser. Namun kedatangan GIGI ke Yogyakarta juga disambut baik Sri Sultan Hamengkubuwono. Sementara sebelumnya telah terlalu banyak konser band besar dalam negeri yang digelar di tempat tersebut. Beruntung mereka tidak menimbulkan kericuhan. Hanya ucapan dan tingkah konyol mereka terasa sangat mengganggu. (yla/yla)











































