Pusat belanja di Indonesia bisa bernapas lega. Pemutaran musik di area mereka kini bisa aman dari polemik royalti setelah Velodiva bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
CEO Velodiva, Vedy Eriyanto, menekankan bahwa kehadiran sistemnya ialah untuk membangun ekosistem musik. Dengan lagu, pusat belanja jadi makin seru dan tak lagi sepi.
"Velodiva hadir sebagai jembatan antara pemilik usaha dan pencipta lagu. Musik di ruang publik kini tidak lagi menimbulkan keraguan. Semua pihak diuntungkan: pengusaha tenang, pencipta musik terlindungi," ujarnya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak APPBI sebagai payung ratusan pusat belanja di Indonesia menyambut positif langkah kerja sama dengan Velodiva. Sebab, gebrakan ini menjadi solusi agar musik tak lagi jadi sumber polemik yang ambigu soal pembagian royalti.
"Dengan Velodiva, anggota APPBI bisa lebih tenang karena semua proses tercatat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini praktik bisnis yang sehat, adil, dan membanggakan," ujar Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja.
"Dengan sistem yang transparan, royalti tercatat dan tersalurkan dengan jelas, sehingga pencipta karya dihargai dan operasional usaha tetap aman," sahut Kawendra Lukistian selaku Ketua Umum Gekrafs.
Velodiva merupakan sistem teknologi karya anak bangsa yang sudah menjawab keresahan pengusaha yang bingung soal lisensi musik. Mereka juga sudah terafiliasi dengan LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional).
"Velodiva adalah bukti bahwa teknologi Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional dan memahami kebutuhan lokal. Dari Indonesia, untuk Indonesia. Inilah semangat Merah Putih dalam praktik nyata," tutur Vedy.
Sebelumnya Velodiva juga sudah bekerja sama dengan beberapa pihak hotel terkait musik.
(mau/ass)