Ahmad Dhani Minta LMK Tak Lagi Berkelit Jika Tak Bisa Urus Royalti

Ahmad Dhani Minta LMK Tak Lagi Berkelit Jika Tak Bisa Urus Royalti

Pingkan Anggraini - detikHot
Selasa, 23 Jan 2024 12:44 WIB
ahmad dhani
Ahmad Dhani (Foto: Wisma Putra)
Jakarta -

Musisi Ahmad Dhani meminta Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) untuk jujur soal royalti live event. Ia menduga ada maling di antara pengurus royalti selama ini.

Ahmad Dhani, yang juga merupakan dewan pembina Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), mengungkapkan hal tersebut saat jumpa pers di Jakarta, Senin (22/1/2024).

Pentolan Dewa 19 itu menjelaskan berdasarkan laporan dari LMK Wahana Musik Indonesia (WAMI) pada 2023, pendapatan royalti untuk live event hanya mencapai Rp 900 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah tersebut dinilai sangat kecil oleh Ahmad Dhani, mengingat banyaknya konser yang digelar di Indonesia setiap tahunnya.

"Padahal barusan saya mau ngontrak Judika untuk show tunggal, harganya Rp 1,5 miliar. Jadi ini jadi bayangan saja. Show tunggal Judika Rp 1,5 miliar sekali show, ini laporan WAMI Rp 900 juta rupiah untuk semua komposer selama setahun konser seluruh Indonesia," kata Ahmad Dhani.

ADVERTISEMENT

"Jadi, di sini pasti ada malingnya. Pasti ada maling di sini, diduga, tapi pasti ada malingnya ini," sambungnya.

Ahmad Dhani pun menduga bahwa ada oknum yang menyelewengkan royalti live event. Ia meminta LMK untuk bersikap transparan dan terbuka dalam pengelolaan royalti.

"Kalau LMKN dan LMK ini nggak bisa ngurus yang namanya royalti live event, udah lah, nggak usah banyak berkelit, memang kalian nggak bisa ngurusin ini," tegas Ahmad Dhani.

Sebelumnya, Yessy Kurniawan, Komisioner LMKN bagian lisensi, mengungkapkan tidak semua konser atau festival musik membayarkan royalti.

"Pestapora coba, ada nggak? Nggak ada, berarti nggak bayar," ujar Yessy Kurniawan saat jumpa pers di Kantor LMKN, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).

Dalam hal ini, Yessy mengingatkan bahwa penyelenggara konser sebagai pengguna hak cipta juga harus punya komitmen untuk meningkatkan royalti bagi kesejahteraan penulis lagu.

"Jadi membuktikan user (pengguna) juga harus menjadi bagian yang concern untuk isu-isu yang sedang diperjuangkan. Jadi, kalau user-nya nggak mau bayar, ya royaltinya juga nggak ada," ucap Yessy.

Dengan sistem yang digunakan saat ini, LMKN menolak tuduhan tidak transparan. Seluruh data pembayaran royalti dari live event bisa dilihat melalui website www.lmknlisensi.id oleh anggota.

"Jadi, kita sangat transparan dengan pengelolaan konser musik. Jadi itu dengan teknologi kita gunakan sebagai tata kelolanya," tegas Yessy Kurniawan.




(pig/dar)

Hide Ads