PK Entertainment diwakili Harry Sudarma selaku co-founder bicara soal kisruh konser Coldplay. Meski acara tersebut sukses digelar pada 15 November 2023 lalu dan meninggalkan kesan mendalam buat penggemar, rupanya buntut dari kekacauan yang terjadi di hari H masih panjang. Hal yang disoroti belakangan ini adalah fans dengan tiket asli yang tidak bisa masuk ke venue, calo tiket, hingga keributan di gerbang masuk saat acara.
Bicara dalam sebuah tayangan YouTube Kemenparekraf, Harry Sudarma memberikan penjelasan mengenai hal-hal tersebut. Berikut ini rangkumannya:
1. Soal penonton bertiket tak bisa masuk venue
![]() |
Dalam penjelasannya, Harry Sudarma mengakui bahwa tantangan terbesar promotor konser saat ini adalah secondary ticketing atau calo. Terbukti dari konser Coldplay ini, 39 tiket asli yang dikeluarkan promotor bisa dijual ulang hingga 2.286 kali. Pada hari penyelenggaraan konser, mereka yang lebih dahulu datang ke venue dan melakukan scan tiket akan dianggap valid. Sehingga apabila pemegang tiket dengan barcode yang sama (meski itu adalah tiket asli) datang belakangan maka tiket dianggap tidak berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait calo atau secondary ticketing, jadi memang kalau ini menjadi salah satu problem ataupun tantangan yang paling besar kita hadapi di hari konser. Karena dari satu orang itu saja sesuai dengan berita yang ada kan terjual 2.286 tiket hanya dengan bermodalkan 39 tiket. Jadi kita bisa bayangkan ribuan orang yang berusaha masuk tapi tidak bisa masuk karena memang tiketnya terdeteksi duplikasi dan tiket asli sudah masuk dan orangnya sudah ter-scan," jelas Harry Sudarma.
2. Tiket dari calo bikin situasi tak kondusif
![]() |
Diakui juga oleh Harry, banyaknya penonton yang membeli tiket dari calo menjadi salah satu penyebab tidak kondusifnya situasi di venue pada hari H. Banyaknya kasus tiket duplikat menyebabkan molornya waktu penyelenggaraan konser hingga sempat terjadi aksi kekerasan di pintu masuk.
Kekerasan fisik sempat dialami oleh tim ticketing hingga tim keamanan. Setelah berkonsultasi dengan pihak manajemen Coldplay, disebut Harry Sudarma, mereka memutuskan untuk menutup gate 25 menit setelah jadwal konser seharusnya dimulai.
"Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang membeli tiket dari calo (muncul), situasi jadi tidak kondusif dan sempat ada aksi kekerasan fisik yang dilancarkan kepada tim dari ticketing dan security, sehingga kita juga konsultasi dengan manajemen dan pihak berwenang, akhirnya diputuskan kurang lebih sekitar 21.20 WIB atau 21.25 WIB gate masuk kita tutup," katanya.
3. Keputusan hanya melakukan visual check untuk tiket
Keributan yang terjadi di gate masuk juga membuat promotor mengambil keputusan cepat. Situasi antrean yang panjang membuat mereka memutuskan hanya melakukan visual check untuk tiket.
"Akhirnya kita putuskan dalam waktu 10 menit kita lakukan hanya visual check aja sehingga aliran dari pembeli tiket dan penonton bisa masuk lebih cepat," jelas Harry Sudarma.
(aay/wes)