Seribu Pelukan merupakan lagu yang diciptakan oleh Tenty Kamal dan Choki Cassandra. Lagu ini berkisah tentang kerinduan terhadap seseorang yang sudah pergi untuk selamanya. Raissa mengatakan bahwa lagu ini mengingatkannya pada mendiang ibunya.
"Awalnya, saat mendapat lagu ini, pemikiran aku belum mengarah ke situ. Barulah setelah rekaman, aku ditanya soal impresi lagu ini oleh Mbak Tenty dan Mas Choki. Aku pun bilang kalau saat rekaman tadi, lagu ini terus mengingatkan aku dengan mendiang ibuku. Lalu, ketika didengarkan lagi, semua setuju," kata Raissa.
Proses rekamannya sendiri berjalan selama dua bulan, mulai dari workshop, take demo, hingga rekaman. Raissa mengaku tidak menemui kesulitan berarti dalam proses rekaman.
"Menurutku, single ketiga ini bisa dibilang cukup berbeda dari dua lagu sebelumnya, baik itu dari segi konsep mau pun musik yang diusung. Dua lagu aku sebelumnya terasa gloomy dan galau. Untuk Seribu Pelukan dibuat lebih sederhana, tapi dengan nuansa yang terasa lebih mengiris. Dengan musik yang simple, diharapkan kerinduan yang kita rasakan kepada orang tersayang yang sudah pergi mendahului kita akan benar=benar terasa," ungkap Raissa.
Lulusan London School of Public Relations ini ternyata sudah menyiapkan video klip untuk single terbarunya ini dengan mengambil lokasi syuting di Yogyakarta. Pemilihan Kota Pelajar ini sendiri bukan tanpa sebab karena berkaitan erat dengan konsep dan musik Seribu Pelukan" yang sederhana.
"Dengan harapan bisa menyampaikan pesan yang ada di dalam lagu ini, kami memaksimalkan visualisasi video klipnya dengan melakukan syuting di Yogya. Kenapa Yogya? Secara set dan mood, aku merasa Yogya itu kota yang tenang seperti gambaran kita terhadap sosok ibu yang selalu bisa membuat kita tenang," ungkap Raissa.
Raissa berharap single Seribu Pelukan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Ia juga berharap lagu ini dapat mewakili perasaan mereka yang rindu dengan orang tersayang, namun hanya bisa menyampaikannya lewat doa.
"Tentu, aku ingin lagu ini bisa diterima dengan baik; mewakili perasaan mereka yang rindu dengan orang tersayang, namun hanya bisa menyampaikannya lewat doa; serta menjadi teman saat timbul rasa kesepian ketika duka melanda," tutup Raissa.
(dar/dar)