Kembangkan Industri Musik, Indonesia Berkaca dari Korea Selatan

Kembangkan Industri Musik, Indonesia Berkaca dari Korea Selatan

Asep Syaifullah - detikHot
Senin, 14 Nov 2022 15:00 WIB
SUWON, SOUTH KOREA - JUNE 18:  A South Korean fan (L) of a boy band, Exo, (not shown) holds a banner as a K-Pop band perform on stage on June 18, 2016 in Suwon, South Korea.The particular concert was organized by the city government of Suwon, commemorating the 220th anniversary of Suwon-Hwaseong Fortress, a UNESCO heritage site. It featured 25 K-Pop idol groups and solo artists for two days: June 17 and 18, 2016, drawing more than 10,000 visitors. The South Korean government, both on a central and local level, try to boost tourism by sponsoring and directly organizing K-Pop concerts in big venues. The fans come from Korea as well as Japan, China, and Southeast Asia, as the popularity of K-pop had rapidly grown after it started in Japan in the early 2000s, and expanded its fan base to teenagers and young adults in China, Southeast Asia, and as far as Latin America.  (Photo by Jean Chung/Getty Images)
Ilustrasi penonton konser K-pop. Dok. Getty Images
Jakarta -

Hampir semua sepakat jika perkembangan industri hiburan paling pesat saat ini diraih oleh Korea Selatan. Beragam lini pun meningkat pesat hingga menjadi salah satu yang terbesar di dunia, khususnya dunia musik.

Beragam nama-nama idol grup bermunculan tiap tahunnya dan menjadi idola baru di seluruh dunia. Ajang awards pun kini jadi langganan mereka, seperti yang diraih oleh BTS atau pun BLACKPINK. Kisah sukses itu pun menjadi sebuah pembelajaran yang mungkin saja bisa diaplikasikan di Indonesia.

Hal ini dirasakan oleh Trinity Optima Production (TOP) yang baru-baru ini bekerjasama dengan perusahaan entertainment Korea Selatan yaitu Asimula Inc. Melalui sang CEO, Yonathan Nugroho, ia menuturkan jika diharapkan mereka mendapatkan ilmu terkait pengelolaan para talenta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita perhatikan, talent-talent K-pop yang mendunia itu punya satu kesamaan, yakni mereka dilatih untuk menghadapi market internasional, dimulai dari lagu-lagu yang punya unsur bahasa asing, kemampuan bahasa asing tiap personil, dan gaya berpakaian," tuturnya.

Kerjasama yang dilakukan mereka pun rencananya akan dilakukan dalam tiga tahap yakni produksi konten digital, musik kemudian kolaborasi di bidang perfilman dan televisi. Menurutnya perkembangan platform digital menjadi sarana yang sangat cocok untuk memperkenalkan talenta atau pun produk-produk di Indonesia agar lebih dikenal.

ADVERTISEMENT
Kerjasama TOP dan Asimula Inc di Korea Selatan.Kerjasama TOP dan Asimula Inc di Korea Selatan. Foto: Dok. Ist

Dan diharapkan jika sesuatu yang menjadi unsur budaya lokal di Indonesia dapat dikemas menjadi sesuatu yang lebih trendy dan dapat diterima secara global.

"Di Indonesia, musik tradisional seperti dangdut dan campursari juga bisa dikembangkan, dan inilah yang jadi salah satu cita-cita kami lewat kerjasama ini," ujarnya.

Pengesahan kerja sama ini pun turut dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto. Dubes Sulis berharap agar kerjasama di bidang industri kreatif ini bisa berkesinambungan.

"Ini contoh nyata bahwa generasi muda penerus bangsa produktif dalam mencari celah kolaborasi industri kreatif dan digital. Satu pesan saya agar kerjasama ini tidak bersifat one time off, melainkan terus berkesinambungan," ujarnya.

Dari perspektif kekuatan ekonomi nasional, Dubes Sulis menambahkan bahwa musik adalah salah satu sub-sektor yang paling potensial. Karenanya, maka dari itu kerjasama industri kreatif di Indonesia penting untuk terus diperkuat dari berbagai aspek. Apalagi diketahui jika Korea Selatan kini menjadikan industri kreatif sebagai salah satu tulang punggung perekonomian negara.




(ass/dar)

Hide Ads