Hampir semua sepakat jika perkembangan industri hiburan paling pesat saat ini diraih oleh Korea Selatan. Beragam lini pun meningkat pesat hingga menjadi salah satu yang terbesar di dunia, khususnya dunia musik.
Beragam nama-nama idol grup bermunculan tiap tahunnya dan menjadi idola baru di seluruh dunia. Ajang awards pun kini jadi langganan mereka, seperti yang diraih oleh BTS atau pun BLACKPINK. Kisah sukses itu pun menjadi sebuah pembelajaran yang mungkin saja bisa diaplikasikan di Indonesia.
Hal ini dirasakan oleh Trinity Optima Production (TOP) yang baru-baru ini bekerjasama dengan perusahaan entertainment Korea Selatan yaitu Asimula Inc. Melalui sang CEO, Yonathan Nugroho, ia menuturkan jika diharapkan mereka mendapatkan ilmu terkait pengelolaan para talenta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita perhatikan, talent-talent K-pop yang mendunia itu punya satu kesamaan, yakni mereka dilatih untuk menghadapi market internasional, dimulai dari lagu-lagu yang punya unsur bahasa asing, kemampuan bahasa asing tiap personil, dan gaya berpakaian," tuturnya.
Kerjasama yang dilakukan mereka pun rencananya akan dilakukan dalam tiga tahap yakni produksi konten digital, musik kemudian kolaborasi di bidang perfilman dan televisi. Menurutnya perkembangan platform digital menjadi sarana yang sangat cocok untuk memperkenalkan talenta atau pun produk-produk di Indonesia agar lebih dikenal.
![]() |
Dan diharapkan jika sesuatu yang menjadi unsur budaya lokal di Indonesia dapat dikemas menjadi sesuatu yang lebih trendy dan dapat diterima secara global.
"Di Indonesia, musik tradisional seperti dangdut dan campursari juga bisa dikembangkan, dan inilah yang jadi salah satu cita-cita kami lewat kerjasama ini," ujarnya.
Pengesahan kerja sama ini pun turut dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto. Dubes Sulis berharap agar kerjasama di bidang industri kreatif ini bisa berkesinambungan.
"Ini contoh nyata bahwa generasi muda penerus bangsa produktif dalam mencari celah kolaborasi industri kreatif dan digital. Satu pesan saya agar kerjasama ini tidak bersifat one time off, melainkan terus berkesinambungan," ujarnya.
Dari perspektif kekuatan ekonomi nasional, Dubes Sulis menambahkan bahwa musik adalah salah satu sub-sektor yang paling potensial. Karenanya, maka dari itu kerjasama industri kreatif di Indonesia penting untuk terus diperkuat dari berbagai aspek. Apalagi diketahui jika Korea Selatan kini menjadikan industri kreatif sebagai salah satu tulang punggung perekonomian negara.
(ass/dar)