Dagang Es Cendol sampai Nasi Uduk, Kerja Keras Kangen Band Kini Terbayar

Grup musik Kangen Band sejak dulu hingga sekarang selalu menarik perhatian publik. Apalagi sang vokalis, Andika Mahesa.

Perjalanan karier Kangen Band hingga akhirnya dikenal sampai sekarang memiliki cerita yang menarik. Publik tak tabu dengan kerja keras yang dilakukan Andika CS demi terkenal.

Andika Mahesa menjelaskan, ia dan teman-temannya dahulu sangat ingin bernyanyi di studio rekaman. Hanya mereka tak punya uang. Maka dari itu, Andika memutuskan untuk berjualan es cendol.

Namun bukan hanya Andika yang berjuang, personel lainnya, seperti Dodi juga menjadi kuli bangunan untuk mendapatkan uang.

"Gua kan nggak ada kerjaan kan nganggur (dulu), mau nggak mau nyari duit gua dagang cendol. Patungan untuk studio rekaman itu. Rp 300 ribu untuk rekaman," ujar Andika Mahesa, dikutip detikcom dari tayangan YouTube Vindes, Senin (14/3/2022).

"Dodi pada saat itu ngumpulin juga dia. Dia kerja bangunan," sahut Andika lagi.

Tak hanya itu, personel lainnya seperti sang bassis, Bebe atau Novri Azwar juga berusaha mengumpulkan uang.

Saat itu demi Kangen Band rekaman, Bebe rela membantu ibunya berjualan nasi uduk setiap pagi. Ia berharap sang ibu dapat memberikan uang untuk rekaman Kangen Band.

"Nah bassis gua masih sekolah SMA (saat itu). Karena dia paling kecil kan, jadi dia mamanya tukang nasi uduk, dibantuin dia dagang uduk juga. Tapi dalam catatan dia minta fee sama orang tuanya untuk rekaman itu," jelas Andika Mahesa.

Tak berhenti sampai situ saja, Tama yang menjadi salah satu personel Kangen Band pun turut merasakan sulitnya mencari uang.

Kata Andika, Tama sebagai sang gitaris ikut mengumpulkan uang dengan berjualan sandal jepit.

"Ada Tama, Tama itu malah jual sandal jepit. Tama itu gitaris gua," lanjut Andika Mahesa.

Lebih lanjut, mencoba mengingat kembali kenangannya itu, Andika Mahesa mengaku setiap berjualan es cendol hanya mendapat upah Rp 3,5 ribu saja setiap harinya. Namun uang itu tetap ia kumpulkan demi Kangen Band.

Andika Mahesa saat itu tidak berjualan keliling, melainkan mangkal di depan rumah sakit dekat kediamannya.

"Kebetulan di depan rumah gua, pinggir jalan. Depannya rumah sakit, mangkal. Sehari gua dikasih duit Rp 3,5 ribu, komisinya. Jadi ngumpulin-ngumpulin gitu. (Semua personel) Ngalamin semuanya," jelas Andika Mahesa.