Usaha The Brandals Memprovokasi Lewat Era Agressor

Usaha The Brandals Memprovokasi Lewat Era Agressor

Pingkan Anggraini - detikHot
Kamis, 23 Des 2021 20:26 WIB
The Brandals
Usaha The Brandals Memprovokasi Lewat Era Agressor. (Foto: Pingkan/detikcom)
Jakarta -

Album kelima The Brandals, Era Agressor, digadang-gadang untuk memprovokasi pendengar mereka. Isi dari lagu-lagu mereka kebanyakan mengenai isu sosial dan politik.

Eka Anash yang merupakan vokalis The Brandals menjelaskan, memang sejak dulu bandnya itu kerap mengkritik dan memprovokasi.

Eka Anash pun berharap, Era Agressor dapat memprovokasi pendengarnya. Hal itu ia sampaikan saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau gue ngelihat awal, mungkin banyak yang terlalu muda untuk dulu (konsep The Brandals dulu). Ngelihat blangsaknya kita dulu, ya menurut gue, The Brandals itu evolusinya itu masih dalam lingkup berusaha untuk provokasi gitu," jelas Eka Anash.

"Kita pengin bikin album yang provokasi pendengarnya gitu," tegas Eka Anash lagi.

ADVERTISEMENT

Hanya saja, pada album ini The Brandals memiliki perbedaan yang signifikan dari karyanya terdahulu.

Eka Anash mengaku, bandnya itu kini lebih dewasa dan tak hanya sebatas bernyanyi dan teriak saja.

Baginya, hal itu karena umurnya dan personel saat ini sudah tidak lagi muda. Hal ini juga menjadi perkembangan dari bandnya itu.

"Berjalannya dengan umur, makin tua ya, kalau dulu kan konyol ya," tutur Eka Anash.

"Menurut gue perkembangannya, kita berusaha menjaga repaint value itu. Nggak sekedar cuma teriak-teriak gitu," lanjutnya.

Eka Anash pun menjelaskan arti dari cover Era Agressor yang juga berupa provokasi. Cover tersebut merupakan penggambaran dari kegelisahan hati The Brandals terhadap negeri saat ini.

"Sumber inspriasi gitu ya untuk konsep ini ya kalau yang lain juga semua ngalamin apa yang dilakuin sama pemerintah," ujar Eka Anash.

Permasalahan yang dialami The Brandals maupun masyarakat lain beragam. Termasuk beberapa tahun belakangan adanya keributan masyarakat dengan RUU Cipta Kerja atau Omnibuslaw.

Selain itu, sebagai kelompok yang bekerja di bidang musik, The Brandals juga kesulitan perihal royalti. Hingga sekarang Undang-Undang yang membahas royalti masih dianggap belum jelas.

(pig/mau)

Hide Ads