Bila ada musisi yang tidak hanya peduli pada karya yang ia buat, tapi juga aktif bergerak untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik untuk dirinya dan rekan-rekan sejawat, mungkin Glenn Fredly adalah salah satu orangnya.
Selain dikenal lewat berbagai lagunya yang menjadi hits, Glenn Fredly juga dikenal dengan cita-cita dan harapannya yang tinggi untuk menjadikan industri musik sebagai tempat yang lebih baik lagi untuk para musisi berkarya.
Namun, awan gelap datang pada Rabu, 8 Maret 2020. Tepat setahun yang lalu, dunia musik Tanah Air kehilangan sosok bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Glenn Fredly bukan hanya dikenal sebagai kebanggaan musisi Tanah Air. Semasa hidupnya, dia juga menjadi penggiat banyak aktivitas kesenian yang berkaitan dengan musik.
Dirinya menjadi salah satu penggagas Konferensi Musik Indonesia (KAMI) yang pertama kali berlangsung di Ambon pada Maret 2018 dan turut aktif mendirikan M Bloc Space.
Namun, jauh sebelum itu, Glenn Fredly adalah sosok penyanyi yang khas dengan tembang cintanya, sebut saja Sekali Ini Saja, Akhir Cerita Cinta, Januari, Kasih Putih, hingga Kembali ke Awal.
![]() |
Ia lahir di Jakarta, 30 September 1975 dari pasangan Hengky Latuihamallo dan Linda Latuihamallo. Dirinya memiliki darah Maluku dari kedua orang tuanya.
Glenn menunjukan ketertarikannya pada dunia tarik suara sejak kecil. Ia mengawali kariernya dengan menjadi vokalis dari grup Funk Section pada 1995. Di masa remaja, Glenn juga menjuarai sejumlah lomba menyanyi.
Setelah bermusik dalam band, Glenn akhirnya bersolo karier dengan menelurkan album Glenn (1998) dengan hits Kau dan Cukup Sudah.
Keberhasilan Glenn Fredly dalam meramu lagu semakin terlihat dalam album selanjutnya, yakni Kembali (2000) dengan hits Kasih Putih, Rame-Rame, hingga Kembali.
Sejak itu, kariernya terus menanjak. Album ketiganya yang berjudul Selamat Pagi, Dunia! (2004) berhasil melambungkan namanya lebih tinggi lagi.
Nyaris semua lagu di album tersebut ikut mengangkat namanya, mulai dari Sedih Tak Berujung, Terpesona, Akhir Cerita Cinta, Pada Satu Cinta, Sekali Ini Saja hingga lagu ikonik Januari.
Selain itu, Glenn Fredly juga pernah mengisi soundtrack untuk film Cinta Silver. Beberapa lagu di antaranya adalah You are My Everything hingga Kisah Romantis.
Usung Isu Sosial
Rupanya Glenn Fredly tidak ingin cepat puas dengan namanya yang dikenal sebagai pelantun lagu cinta. Dirinya turut memotret isu sosial dalam lagu-lagu lainnya.
Salah satu yang kerap dibawakannya di panggung adalah lagu mengenai Papua dalam lagu yang ditulisnya bersama Tony Q Rastafara berjudul Tanah Perjanjian.
Tidak hanya dikenal dengan proyek solonya, Glenn juga membuat proyek bernama Glenn Fredly & The Bakucakar. Salah satu album yang dihasilkan dari proyek musik tersebut adalah Cinta Luka & Merdeka (2012).
![]() |
Sebagai musisi yang aktif dalam kegiatan aktivisme yang berkenaan dengan musik, Glenn Fredly juga menjadi salah satu penggagas dari Konferensi Musik Indonesia (KAMI) dna menjadi anggota Koalisi Seni.
Dirinya juga ikut dalam sejumlah rapat-rapat dan diskusi mengenai RUU Permusikan yang kemudian ditarik dari Prolegnas pada DPR dengan masa jabatan 2014-2019.
Ia kemudian juga menjadi salah satu pendiri M Bloc Space, ruang kesenian yang menempatkan musik sebagai katalisatornya.
Seperempat Abad Berkarier dan Rencana yang Terhenti Maut
Pada 2020 ini, Glenn Fredly seharusnya merayakan usia perjalanan kariernya yang menginjak usia 25 tahun. Di tahun itu, dirinya juga sudah membuat sejumlah rencana.
Salah satunya adalah membuat tur di Indonesia bagian Timur yang disebutnya memiliki tempat tersendiri di hatinya. Ia juga tidak ingin berhenti berkarya sebagai musisi.
Impian Glenn Fredly, dirinya ingin merayakan 25 tahun perjalanan karier bermusiknya bersama orang-orang yang turut membantunya selama ini
"Pastinya itu bukan perjalanan yang singkat untuk saya. Itu jadi pengingat, saya bisa sampai di titik ini bukan karena saya, tapi banyak orang-orang yang membawa saya pada titik ini," ujarnya kala itu.
![]() |
"Jadi saya bukan merayakan saya sendiri, tapi merayakan orang-orang di sekeliling saya yang membawa saya hingga sampai di titik sini," tuturnya.
"Saya merayakan inklusivitas yang membuat saya ada di titik ini. Buat saya, berarti banget orang yang support dan membuka jalan. Itu jadi trigger terus untuk saya berkarya," sambungnya.
Sayang, perjalanan kariernya yang menginjak usia seperempat abad harus terhenti karena dirinya telah tutup usia. Akan tetapi, karyanya masih hidup bersama para pendengarnya selamanya.
Peninggalan Terakhir
Romansa ke Masa Depan (2019) rupanya menjadi album terakhir bagi Glenn Fredly semasa hidupnya. Album itu menjadi album solo miliknya setelah beberapa tahun tidak merilis proyek solo.
Di dalamnya tertuang sejumlah lagu, di antaranya Romansa ke Masa Depan, Orang Biasa hingga Kembali ke Awal.
Tidak ada yang menyangka album itu rupanya menjadi album terakhir dari sang musisi bersuara merdu itu.
Meski demikian, setelah Glenn Fredly meninggal dunia, ada beberapa karyanya yang belum sempat dirilis dikeluarkan oleh pihak keluarga.
![]() |
Salah satunya adalah lagu duetnya dengan sang istri, Mutia Ayu, yang berjudul Itu Saja. Selain itu ada pula Kerinduan yang dikredit sebagai lagu kolaborasi dengan Loka Manya Prawiro.
Meski telah satu tahun tiada, rasanya karya-karya Glenn Fredly tetap hidup dan membekas di hati para pendengarnya.
Beristirahatlah dengan tenang, Bung Glenn, segala karya dan perjalananmu akan selalu terkenang dan membekas di hati mereka yang telah tersentuh oleh nada-nada yang kau lantunkan.
Seperti lirik lagu Kasih Putih, biarkanlah orang-orang yang mengenal karyamu merasakan kasih putih di hatimu.
(srs/pus)