Tingginya angka kasus kekerasan seksual membuat musisi Gabriel Mayo dan Dita Permatas merasa perlu membicarakan hal itu lewat lagu. Oleh karena itu, keduanya berkolaborasi dalam single berjudul Hampir Pagi.
Hampir Bagi berbicara mengenai perlawanan terhadap kekerasan seksual dan pentingnya pendampingan terhadap penyintas atau korban kekerasan seksual.
Akan tetapi, Gabriel Mayo dan Dita Permatas juga mengambil tema yang lebih luas, yakni pentingnya kehadiran sahabat atau keluarga sebagai orang terdekat ketika seseorang tengah menghadapi persoalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut siaran pers yang diterima detikcom, Gabriel Mayo lagu itu buat pada pertengahan tahun. Penggarapannya membutuh waktu dua bulan hingga rampung.
"Selanjutnya mulai proses rekaman pada akhir September di Estudio Jakarta, dibantu oleh Estu Pradhana Bramono pada piano yang juga pemilik studio. Namun, setelah selesai rekaman, merasa ada yang kurang pada lagu ini," cerita Gabriel.
Akhirnya setelah memikirkan apa yang kurang, Gabriel Mayo memutuskan untuk menambahkan vokal perempuan untuk memperkuat lagu tersebut.
"Setelah mencari dan memilih, saya teringat karakter vokal teman lama, Dita Permatas adalah kibordis, akordeonis sekaligus vokalis dari band Tashoora," jelas Gabriel.
Pemilihan Dita Permatas sebagai rekan duet, menurut Gabriel, juga tidak lepas dari lagu-lagu Tashoora yang kerap mengangkat isu serupa, yakni kritik terhadap tindak kekerasan seksual.
"Kebetulan bersama bandnya juga sedang menggaungkan kampanye anti kekerasan seksual. Pas," tutur Gabriel.
Hampir Pagi kini telah dapat didengarkan di berbagai layanan musik digital dan juga YouTube.
Sebelum merilis Hampir Pagi, Gabriel Mayo telah dikenal lewat sejumlah lagunya. Pada 2019, ia mengeluarkan album In Between. Sedangkan di tahun ini, ia juga merilis single berjudul Kami Rakyat.
(srs/wes)