NonaRia memperbarui lagu Sepasang Mata Bola yang ditulis oleh komposer legendaris Ismail Marzuki. Perilisan lagu tersebut sekaligus menjadi cara bagi trio yang terdiri dari Nesia Ardi (vokal, snare), Nanin Wardhani (kibor) dan Yasintha Pattiasina (violin) untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2020.
"Irama salsa dan jazz dipilih sebagai warna utama dalam aransemen Sepasang Mata Bola ditambah dengan sedikit sentuhan ritme musik Brasil pada bagian chorusnya sebagai interpretasi atas nuansa perjuangan yang serba tidak pasti namun penuh harapan," jelas NonaRia dalam keterangan yang diterima detikcom, Rabu (11/11/2020).
Versi baru dari Sepasang Mata Bola merupakan salah satu lagu dari album tribute (penghormatan) yang berjudul Sampul Surat NonaRia, Sebuah Persembahan untuk Ismail Marzuki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nonaria Hidupkan Lagi Musik Lawas Indonesia |
Album tersebut direkam dalam konser virtual dengan judul sama yang berlangsung pada 23 Oktober 2020 dalam program bertajuk Crossera - Sampul Surat NonaRia.
Program tersebut diadakan dalam rangka menghadirkan kembali lagu-lagu karya musisi terdahulu yang diinterpretasikan ulang oleh musisi di masa sekarang.
Sampul Surat NonaRia, Sebuah Persembahan untuk Ismail Marzuki berisikan 10 lagu. Seperti judulnya, seluruh lagu dalam album itu merupakan karya dari maestro musik kelahiran 11 Mei 1914 itu.
Album Sampul Surat NonaRia, Sebuah Persembahan untuk Ismail Marzuki akan dikeluarkan pada Desember 2020 secara digital.
Saat ini, NonaRia tidak hanya diisi oleh Nesia, Nanin dan Yashinta. Mereka juga diperkuat oleh pemain tambahan, Franz Victor Prabowo yang memainkan contrabass.
Ini bukan kali pertama NonaRia mengeluarkan lagu bertepatan dengan Hari Besar Nasional. Sebelumnya, pada April 2019, mereka merilis Jadi Wanit dalam rangka merayakan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April di setiap tahunnya.
Dari siaran persnya saat itu, lagu tersebut ditulis oleh Nesia Ardi dan didedikasikan untuk semua perempuan di Indonesia. Di dalamnya, NonaRia bercerita betapa menyenangkan menjadi perempuan Indonesia masa kini yang memiliki kesempatan lebih banyak berkat para perempuan pembuka jalan yang memperjuangkan hak di masa lampau.
"Zaman sekarang banyak lho profesi lelaki yang sudah dijalankan kaum wanita. Dalam keseharian, saya sering menjumpai bis Trans Jakarta dikemudikan wanita. Saya juga sering lihat satuan pengaman, polisi juga kaum wanita. Padahal jaman dahulu itu profesi-profesi lelaki kan," ungkap dia.
(srs/dar)