Gugur Bunga di Taman Bakti atau lebih dikenal dengan Gugur Bunga merupakan lagu perjuangan Indonesia yang berkisah tentang gugurnya seorang pahlawan di medan perang untuk membela bangsanya.
Lagu ini kerap dilantunkan sebagai penghormatan terakhir ketika seseorang yang dianggap sebagai pahlawan meninggal dunia dan akan dikebumikan.
Dalam sejarahnya, Gugur Bunga diciptakan untuk menghormati tentara Indonesia yang gugur pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 8 Film Pilihan Sambut Hari Pahlawan |
Seperti diketahui, setelah merdeka, Indonesia masih harus melakukan sejumlah langkah diplomasi dan pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya sebab Belanda, yang dibantu sekutu, dalam hal ini Inggris, kembali mencoba menduduki Indonesia.
Pertempuran demi pertempuran dan upaya diplomasi dilakukan sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949.
Musisi legendaris Ismail Marzuki menjadi sosok yang menulis Gugur Bunga. Lagu itu pertama kali keluar pada 1945. Gugur Bunga kerap dinyanyian dengan tempo andante moderato dan birama.
Namun hingga kini lagu tersebut masih kerap dinyanyikan ulang oleh sejumlah musisi Tanah Air mulai dari Idris Sardi, Setia Band, hingga Hanin Dhiya.
Berikut lirik dari lagu Gugur Bunga:
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Reff:
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Gugur bungaku di taman bakti[1]
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti