Mini Album Uang Muka: Persoalan Keuangan dari Sudut Pandang .FEAST

Wawancara Eksklusif

Mini Album Uang Muka: Persoalan Keuangan dari Sudut Pandang .FEAST

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Kamis, 08 Okt 2020 18:22 WIB
The Panturas, .Feast, Soundstream
.FEAST. Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Grup musik .FEAST di tahun ini telah memiliki rencana untuk merampungkan penggarapan album kedua mereka yang berjudul Membangun dan Menghancurkan. Sayangnya, rencana itu harus tertunda karena adanya pandemi COVID-19.

"Tadinya kami lagi produksi album tapi kami kesulitan untuk ke studio, ketemu orang banyak karena memang nggak bisa karena PSBB dan kami juga nggak mau untuk menyebarkan (virus)," terang Awan.

Album Membangun dan Menghancurkan telah lama mereka rencanakan. Mereka tidak ingin mengerjakannya dengan setengah-setengah hanya karena adanya berbagai keterbatasan di masa pandemi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perjalanan album rasanya masih lama, masih jauh, panjang banget, masih ada sekitar delapan lagu lagi belum kelar, mau ngejarnya juga banyak. Plan-nya produksinya juga nggak sesimpel itu lah, ada banyak pihak yang terlibat juga," urai Dicky.

Karena kondisi tersebut, band beranggotakan Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Fadli Fikriawan alias Awan (bas), Dicky Renanda (gitar), dan Adrianus A. Haryo alias Ryo Bodat (drum) mulai memikirkan ide yang lebih sederhana dan dapat direalisasikan di masa pandemi dengan berbagai pembatasan.

ADVERTISEMENT

Lahirlah ide untuk membuat mini album Uang Muka yang berisikan lima lagu yang masing-masing lagunya dibuat oleh para personel dengan cara sendiri-sendiri.

Meski digarap masing-masing, akan tetapi ada tema besar yang diusung oleh pada tiap-tiap lagu, yakni bagaimana mereka memandang materi, khususnya uang, dari sudut pandang mereka.

"Obrolan itu membuka pandangan kami bagaimana kami masing-masing menyikapi uang, kebutuhan dan keinginan lebih dalam lagi," jelas Baskara.

Walau uang menjadi tema besar dari mini album Uang Muka, akan tetapi topik dan fokus yang diangkat dalam masing-masing lagu berbeda satu sama lain.Baskara menjelaskan, masing-masing personel memiliki sudut pandang yang berbeda-beda mengenai uang. Hal itu yang mereka coba potret dalam mini album tersebut.

The Panturas, .Feast, Soundstream.Feast tampil di Soundstream. Foto: dok. Istimewa

"Karena kebetulan tiap lagu ditulis personel yang beda-beda mungkin ada stand point yang beda-beda juga. Cuman kami berusaha menangkap realitas yang diungkapkan masing-masing. Kalau sudut pandangnya gimana kayaknya per lagu beda-beda," ungkap dia.

Ryo Bodat mencontohkan topik yang ia coba angkat melalui lagunya. Baginya, lagu yang ia tulis juga menjadi otokritik dari dirinya sendiri tentang bagaimana dirinya melihat uang.

"Dari dulu pas kecil sampai sekarang hidup saya masih di taraf yang aman, ya pendidikan pun dari kecil sampai rumah masih bisa. Lagu ini juga mengkritik diri saya sendiri, banyak orang-orang yang masih butuh bantuan, tapi sayanya yang overthinking mikirin gimana hidup di masa depan dengan harga-harga rumah dan biaya pendidikan yang makin mahal," cerita dia.

Mini album Uang Muka digarap secara jarak jauh. Penggarapan mini album itu dimulai sejak Juni dan dirilis pada September 2020.

"Pra produksinya jarak jauh, semua sendiri-sendiri, terpisah di rumah masing-masing. Ada beberapa momen kami ke studio ke tempat dimana kita biasa merekam lagu-lagu .FEAST di BSD cuman itu pun nggak pernah yang kami ngumpul berlima di satu studio gitu. Selalu cuman satu engineer dan dua member .FEAST, dan dibagi-bagi harinya," tutur Baskara.




(srs/dar)

Hide Ads