Air mata dan tangis selama ini kerap dianggap sebagai sebuah penanda kelemahan. Orang yang tidak menangis, dianggap lebih tegar ketimbang mereka yang mengekspresikan kesedihannya dengan menangis.
Terutama dalam masyarakat yang patriarkal, laki-laki kerap dipaksa untuk menahan perasaan sedihnya dengan tidak boleh menangis di depan umum. Padahal menangis adalah hal yang manusiawi dan pernah dialami oleh semua orang.
Sandy Canester mencoba melawan anggapan itu dengan mengeluarkan lagu bertajuk Sedih. Menurutnya, menjadi cengeng ketika bersedih adalah hal yang lazim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gue ingin menceritakan satu kondisi yang orang pasti pernah mengalami cerita ini, yaitu sedih. Mungkin itu hal yang dianggap tabu, gengsi, apalagi untuk laki-laki, tapi gue mau jujur, air mata itu diciptakan untuk laki-laki maupun perempuan. Gue harus jujur dan gue cuman bisa jujur di lagu," ungkap dia.
Sedih sebenarnya merupakan lagu yang bercerita mengenai seseorang yang masih belum dapat melupakan masa lalunya. Lagu itu diakhiri dengan pernyataan bahwa tokoh dalam lagu itu mengaku ikhlas untuk melepas apa yang terjadi di masa lalu.
Hanya saja, Sandy Canester mengatakan lagu itu sebenarnya juga berbicara mengenai perasaan sedih secara general.
"Orang itu dalam hidup kan ada dua, ada senang, ada sedih. Di lagu ini, gue cuman pengen ngomong, gue sedih," tutur dia.
Proses melepaskan ia taruh di akhir lagu karena baginya obat dari kesedihan adalah mengikhlaskan.
"Di akhir kan ada kata menyerah, itu karena menurut gue, yang menyelamatkan (dari kesedihan) itu ikhlas, terus gue pikir kata apa yang bisa menggantikan ikhlas, akhirnya menyerah gue samakan dengan ikhlas," jelas dia.
Berbeda dengan lagu-lagu milik Sandy Canester lainnya yang kental dengan instrumen gitar akustik dalam aransemennya, pada lagu ini, Sandy justru memainkan piano.
"Gue bikin lagu itu memang pakai piano, terus sempat mau diaransemen pakai akustik gitar kan, tapi kayak ngerasa kurang. Akhirnya gue putuskan mengaransemen lagu ini dengan piano," tutur dia.
(srs/nu2)