Konser Musik Disebut Jadi yang Paling Terakhir Pulih karena Pandemi

Konser Musik Disebut Jadi yang Paling Terakhir Pulih karena Pandemi

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Selasa, 22 Sep 2020 12:07 WIB
LONDON - JULY 15:  A general view of the Gaymers Stage on day 1 of Lovebox on July 15, 2011 in Victoria Park in London, England. (Photo by Samir Hussein/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) berimbas pada mandeknya sejumlah sektor, salah satu yang terdampak paling besar adalah bisnis pertunjukan.

Pertunjukan secara langsung yang mengumpulkan banyak massa, termasuk konser musik tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya sebab virus COVID-19 mudah tersebar di keramaian.

Dalam diskusi virtual Tantangan Industri Musik di Masa Pandemi, pengamat musik Wendi Putranto memperkirakan bisnis pertunjukan akan menjadi sektor yang paling terakhir pulih pasca pandemi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri showbiz atau event konser musik akan jadi yang paling terakhir kembali ke situasi awal. Karena industri ini adalah industri yang ngumpulin orang banyak bisnisnya," ungkap dia.

"Ini industri yang mengundang kerumunan sampai ratusan bahkan ribuan (orang), partisipasi penonton itu tidak dapat diabaikan. Melihat karakter bisnisnya, ini nggak akan berlangsung cepat, akan berlangsung bahkan bisa setahun atau dua tahun," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Wendi melihat selama vaksin belum ditemukan dan penyebaran virus COVID-19 masih terus berlanjut, selama itu pula konser musik langsung tidak dapat diselenggarakan.

"Mungkin untuk jangka waktu setahun atau dua tahun ke depan kita harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini, karena event, konser dan turunannya nggak bisa dilakukan kecuali konser daring," jelas dia lagi.

Meski selama masa pandemi konser virtual banyak berlangsung, akan tetapi Wendi Putranto melihat bahwa konser musik virtual sebagai substitusi dan alternatif.

Sebab ada hal-hal yang tidak dapat tergantikan oleh konser virtual dalam konser musik secara langsung.

"Nggak bisa menggantikan intimasinya, interaksinya, experience kalau kita nonton konser secara langsung. Memang agak berat sih. Tapi ya mau nggak mau," ujar dia.

Menurut data yang dirilis oleh Koalisi Seni pada April 2020, ada setidaknya 234 acara seni yang batal atau ditunda karena COVID-19.

Acara seni itu meliputi konser dan festival musik, festival film, pertunjukan teater dan pameran seni rupa.

Belum lama ini, salah satu festival musik lintas genre yang digelar tahunan, Synchronize Fest, mengumumkan pembatalan acaranya di tahun ini.

"Dengan ini kami menyampaikan pengumuman resmi bahwa Synchronize Fest 2020 tidak akan terselenggara sesuai rencana," tulis keterangan pengumuman pembatalan acara itu.

Sebelumnya, sejumlah festival musik juga telah menyatakan pembatalan dan mengubah formatnya menjadi virtual, di antaranya Flavs dan We The Fest 2020.




(srs/dar)

Hide Ads