Para penonton konser The Chainsmokers menuai kritik di media sosial karena tidak berhasil menerapkan pembatasan sosial dalam acara musik amal berkonsep drive-in.
Konser tersebut digelar di Southampton, New York pada akhir pekan lalu tepatnya Sabtu, 25 Juli 2020 waktu setempat.
Dikutip dari The Washington Post, Selasa (28/7/2020), penyelenggara telah menjual tiket pada 600 kendaraan yang diharuskan berjarak sekitar 200 kaki satu sama lain. Para penonton juga diminta mengenakan masker dan hanya meninggalkan kendaraan saat ingin ke toilet saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, rekaman yang menunjukkan bahwa para penonton di konser itu tidak memenuhi ketentuan pembatasan sosial yang berlaku. Hal itu akhirnya membuat Departemen Kesehatan New York menindaklanjuti rekaman tersebut.
Komisioner kesehatan, Dr. Howard Zucker telah menulis surat pada pemerintah kota Southampton, Jay Schneiderman untuk melakukan penyelidikan terbuka terkait konser tersebut.
Jay Schneiderman diminta untuk mengumpulkan keterangan terkait apakah izin yang diberikan untuk penyelenggaraan konser telah sesuai dengan peraturan keselamatan di masa pandemi COVID-19.
"Saya merasa bingung bagaimana mungkin kota Southampton dapat memberikan izin untuk acara seperti itu, bagaimana acara itu bisa menjadi acara legal dan bukan merupakan ancaman untuk masyarakat," tulis Zucker.
Zucker menambahkan, "Apa yang telah dilakukan oleh pejabat kota terhadap konser itu dan mengapa konser itu dibiarkan berjalan ketika sudah jelas ada pelanggaran?"
Harga tiket konser dibanderol sebesar USD 1250 hingga USD 25 ribu. Hasil dari penjualan tiket akan disumbangkan pada yayasan No Kid Hungry, Children's Medical Fund of New York dan Southampton Fresh Air Home.
Menurut Billboard, perwakilan dari penyelenggara mengatakan dalam keterangan tertulis bahwa rekaman video yang beredar diambil dari sudut pandang yang tidak menggambarkan betapa penyelenggara telah menjaga aturan pembatasan sosial yang terapkan.
"Kami melakukan segala sesuatu untuk menerapkan aturan pembatasan sosial di New York dan bekerja sama dengan tenaga medis untuk menjaga semua orang agar selamat," tulis mereka.
(srs/dar)