Didi Kempot selama ini kerap membawakan lagu-lagu bertemakan patah hati dalam bahasa Jawa, sebut saja 'Cidro' hingga 'Sewu Kutho'.
Ia pun dijuluki oleh penggemarnya sebagai Bapak Patah Hati atau The Godfather of Broken Heart.
Setelah puluhan tahun berkarier di dunia musik, Didi Kempot masih eksis hingga kini. Bahkan dirinya kini dikenal oleh para generasi muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, harus ada usaha untuk tetap menjaga eksistensi. "Ya kalau kita bekerja apapun harus begitu," katanya saat ditemui di SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).
Baginya, salah satu resep penting untuk musisi agar karya terus didengar adalah tidak berhenti memproduksi lagu.
"Kalau mau jadi seorang seniman ya harus tetap setiap hari minimal berpikir, mau berkarya terus menerus," ujarnya.
"Walau hari ini tidak jadi lagu, lusa mungkin, kalau nggak lusa ya minggu depan," sambungnya.
Dia juga mengatakan, yang membuatnya terus konsisten hingga saat ini dalam menulis lagu adalah karena kecintaannya pada profesi yang ia geluti.
"Saya terus berkarya semacam ini karena saya cinta, saya ikhlas untuk menyanyikan lagu-lagu Jawa atau menulis lagu-lagu lirik Jawa," ungkapnya.
Didi Kempot meninggal dunia pada usia 53 tahun, hari ini, Selasa (5/5/2020), pukul 7.45 WIB di RS Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah. Jenazah bakal dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur.
(dar/dar)