Ia menggambarkan, saat ini, para penikmat musik metal kebanyakan sudah menyadari panggung musik adalah ekosistem dan ruang yang harus dijaga bersama-sama.
Namun ia tak menampik pastinya ada oknum yang masih melakukan kekerasan seksual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan kalau kekerasan, saling mengingatkan, jangan dong. Ini punya kita, lebih kaya yuk kita bangun bersama," sambungnya.
Akan tetapi, untuk membangun kontrol dari dalam ruang lingkup tersebut, Arian mengatakan butuh waktu yang lama. Hal tersebut tidak dibangun sebentar, bahkan membutuhkan waktu puluhan tahun.
"Sebenernya apa yang terjadi di wilayah metal itu mencapai titik ini sudah berpuluh tahun. Edukasi yang diberikan itu 20 tahun lebih untuk itu," sebutnya.
Arian mengenang, pada era 1990-an, nyaris tidak ada perempuan di skena musik metal. Kalau pun ada, biasanya perempuan hanya menemani kekasihnya.
Lambat laun, skena metal mulai diminati oleh pencinta musik perempuan. Di situlah kasus kekerasan seksual mulai terjadi.
Perlahan-lahan, situasi semakin bergerak ke arah yang lebih baik karena para penikmat musiknya saling menjaga satu sama lain.
"Di awal-awal dulu kalau ada cewek yang crowd surfing, sering ada keluhan dipegang-pegang atau apa. Sekarang sudah jarang ada laporan. Sekarang laporannya kalau ada yang mencoba pegang, dia bilang, 'Gue tonjok aja, bang'," tutur Arian.
(srs/dar)