Didi Kempot tampaknya memang telah menemukan pakem yang menjadi ciri khas dari panggungnya. Salah satu hal yang muncul di setiap panggungnya adalah yel-yel 'Cendol Dawet' yang diteriakan oleh penggemarnya di tengah-tengah lagu.
"Cendol dawet, cendol dawet seger, cendol cendol dawet dawet, cendol cendol dawet dawet, cendol dawet seger piro, lima ngatusan, nggak pake ketan, ji ro lu pat nem pitu wolu," nyanyi mereka.
Selain itu, di tengah-tengah konser, sinden pendampingnya yang bernyanyi tanpa Didi Kempot juga menjadi ciri khas tersendiri.
Di konser ini, para sinden menyanyikan tiga lagu. Salah satunya adalah 'Bojoku Galak'.
Meski semakin malam, para penonton Didi Kempot tampaknya tidak kehabisan tenaga. Didi Kempot pun terlihat semakin bersemangat mengajak para penggemarnya merayakan kesedihan.
"Wis ambyar meneh, tak kendangi. Sak iki dikendangi, goyang tipis-tipis (ayo ambyar lagi, saya gendangi. Sekarang digendangi, goyang tipis-tipis)," ujarnya.
Sejumlah lagu lainnya yang turut dibawakan malam itu adalah 'Stasiun Balapan', 'Kalung Emas' dan lain-lain.
Barangkali memang benar apa yang dibilang Didi Kempot. Ada baiknya, kesedihan tidak perlu dilawan. Merayakan kesedihan secukupnya adalah cara agar niscahya kita bisa berdamai dengan kesedihan itu.
(srs/wes)