"Ia pergi, jadi aku kembali," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan The Guardian mengenai Theresa May yang berhenti menjadi perdana menteri Inggris.
Ketika larangan itu diberlakukan, ia merasa diperlakukan layaknya kriminal yang berbuat kejahatan. "Aku merasa diperlakukan seperti teroris, seperti pembunuh," ungkap Tyler lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku sempat berpikir, rasanya aku bahkan tidak ingin kembali. Tapi ada satu hal yang prinsipil: mengapa kalian melakukan ini? Aku senang aku bisa kembali, rasanya seperti memenangkan pertarungan yang tak terlihat," akunya.
"Lalu aku ingat, aku ini kulit hitam, ya baiklah aku mengerti," sambung Tyler.
Tyler, The Creator memang sempat dilarang memasuki Inggris karena lagunya dianggap bermuatan kekerasan dan kebencian pada 2015 lalu. Pelarangan seharusnya berlaku selama tiga hingga lima tahun.
Theresa May yang saat itu masih menjabat sebagai Sekretaris Negara menyurati manajemen Tyler, The Creator mengenai larangan tersebut.
(srs/tia)