Menurut Bens Leo sebagai pengamat musik, budaya sawer sesungguhnya sudah ada sejak lama. Tradisi tersebut juga sudah biasa dilakukan di beberapa seni budaya lainnya.
"Sebenarnya sudah menjadi tradisi, budaya, misalnya di Tari Tayup, Tledek, Ronggeng dan lain-lain dan kesenian tradisional lain, mereka juga menerima sawer itu," ungkap Bens Leo kepada detikHOT, Kamis (19/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Bens Leo tidak memungkiri jika sawer juga dekat dengan dangdut. Hal itu, menurutnya, dimulai ketika panggung terbuka dimulai.
"Dangdut terlihat ekstrem saat adanya gelaran panggung terbuka, misalnya di kawasan Pantura," ungkap Bens Leo.
"Biasanya penyanyi perempuan dengan kostum yang 'terbuka dan tubuh seksi' menari sambil nyanyi, membolehkan orang ke panggung (pasti laki-laki), lalu memberikan uang pada penyanyi," lanjutnya.
Sebelumnya, cap nakal rela diterima Pamela Safitri ketika manggung di Jepang. Dari aksi panggung tersebut, ia membawa pulang puluhan juta rupiah hanya dari sawer.
(dar/nu2)