Perayaan Album Baru yang Menyenangkan tapi Tanggung dari Barasuara

Perayaan Album Baru yang Menyenangkan tapi Tanggung dari Barasuara

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Kamis, 14 Mar 2019 05:58 WIB
Barasuara Foto: Dyah Paramita Saraswati
Jakarta - Barasuara baru saja merilis album kedua mereka yang bertajuk 'Pikiran dan Perjalanan'. Memeringati keluarnya album tersebut, mereka menggelar sebuah pesta rilis.

Pesta rilis tersebut berlangsung di Lucy in the Sky, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).

Sebuah panggung pendek terletak di bagian depan ruangan berdekatan pintu masuk. Panggung itu bisa dikatakan dekat karena tak ada barikade, hanya tali pembatas antara panggung dan penonton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malam itu, Iga Massardi (vokal, gitaris), Gerald Situmorang (bass), TJ Kusma (gitar), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal) dan Marco Steffiano (drum) membuka konsernya dengan 'Seribu Racun'.




Dilanjutkan dengan 'Samara' dan 'Masa Mesiah Mesiah'. "Terima kasih banyak ya teman-teman yang sudah pada datang," ujar Iga menyapa para penonton setelah tiga lagu pertama.

Ada yang paling berbeda dari penampilan Barasuara malam hari itu. Yang paling kentara adalah bagaimana Iga menanggalkan batiknya dan malah mengenakan pakaian berwarna hitam.

'Hagia' menjadi lagu selanjutnya yang berhasil membuat penonton bernyanyi bersama-sama dengan nyaring di bagian chorus lagu. Tak sedikit dari mereka mengangkat tangannya.

'Pikiran dan Perjalanan' dan 'Sendu Melagu' menjadi lagu yang mereka mainkan selanjutnya. "Mantep lo semua!" ucap Iga memuji penonton yang tampak aktif bernyanyi sambil bergerak mengikuti lagu.

'Mengunci Ingatan' pun dibawakan dengan aransemen yang berbeda dengan yang ada di album 'Taifun' (2015). Kali ini lagu tersebut dibalut dengan aransemen akustik yang terdengar lebih minimalis.

Namun bukannya tanpa kejutan, tiba-tiba saja Kunto Aji muncul dan menyanyikan satu chorus terakhir sembari merangkul Iga. Sontak penonton berteriak, kaget sekaligus senang.

Sejumlah penonton langsung mengabadikan momen tersebut dengan merekamnya menggunakan ponsel. Kehadiran Kunto Aji sebenarnya seharusnya tidak menjadi sesuatu yang terlalu mengejutkan.

Sang penyanyi memang pernah membawakan ulang lagu tersebut untuk soundtrack sebuah mini seri yang tayang di YouTube.

"Jangan lupa dengerin album 'Mantra Mantra'," kata Kunto Aji sambil terkekeh. Ia lalu turun panggung.

'Tentukan Arah', 'Barat' (yang harusnya dibawakan bersama Scaller namun kali ini mereka membawakannya sendiri), 'Haluan' dan 'Pancarona' menjadi lagu lainnya yang mereka bawakan.

BarasuaraBarasuara Foto: Dyah Paramita Saraswati
Berhubung mereka tampil di sebuah tempat bernama Lucy in the Sky, TJ, Gerald dan Iga sempat memainkan sepenggal nada dari lagu 'Lucy in the Sky with Diamonds'. Para penonton pun kompak bernyanyi.

Namun tak lama berlangsung, Barasuara mengganjar penonton dengan 'Tirai Cahaya', 'Api dan Lentera', 'Guna Manusia', hingga 'Bahas Bahasa' yang mereka sebut sebagai lagu terakhir.

Saat melodi pada bagian Iga bermain solo di lagu 'Bahas Bahasa' dimainkan. "Ini namanya konsep pura-pura salah," tuturnya sambil bercanda. Lalu sebuah aransemen dengan tempo yang lebih cepat pun dimainkan sesudahnya.

Belum sempat Barasuara turun panggung, penonton sudah bersiap untuk meminta mereka membawakan sebuah lagu lagi.

"Biasanya kan kalau encore pas udah turun, ini pas masih di panggung," ungkap Puti Chitara.

'Nyala Suara' pun menjadi pemungkas dari konser tersebut.

Meski berhasil menjadi suguhan yang menghibur, ada beberapa catatan dalam konser Barasuara tersebut.

Yang pertama konser tersebut terasa begitu tanggung. Maksud dari adanya pesta rilis ini adalah untuk mengenalkan lagu-lagu di album baru, namun dengan proporsi perbandingan album baru dan lama sebanyak 60:40, lagu-lagu di album baru malah terasa kurang dirayakan.

Penonton tampak lebih bersemangat menyanyikan lagu lama. Hal tersebut mungkin karena lagu baru belum terasa begitu familiar karena baru saja rilis di pekan lalu.




Barasuara semalam juga kekurangan interaksi. Bila biasanya Iga kerap bercerita mengenai makna di balik lagu-lagunya untuk kemudian ditimpali oleh kelakar dari Gerald Situmorang, malam itu, interaksi tersebut absen. Digantikan hanya oleh ucapan "Terima kasih telah datang" yang kurang bisa menjadi substitusi dari obrolan panggung yang biasanya hadir.

Akibatnya, panggung tak berjarak tersebut terasa sia-sia dan tak mampu memberikan suasana yang intim karena penonton tak diajak untuk bercerita.

Kurangnya interaksi itu membuat di bagian tengah, konser juga terasa berjalan begitu lambat dan terkesan membosankan. Lagu demi lagu dibiarkan dimainkan begitu saja tanpa jeda dan obrolan.

Terlepas dari berbagai catatan mengenai penampilan Barasuara semalam, apresiasi tentunya tetap perlu disematkan pada mereka. Dengan sejumlah lagu-lagu baru, mereka tampil segar dan berhasil menjadi pelipur lelah setelah pulang kerja dan menembus kemacetan Jakarta. (srs/dar)

Hide Ads