Namun justru malah keduanya yang betah dan tak pernah keluar dari band selama 25 tahun bermusik bersama.
Cerita di atas hanyalah sedikit dari penggalan cerita yang dibagikan oleh GIGI di atas panggungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Band yang kini diperkuat oleh Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy itu mengajak reuni keempat mantan personelnya. Mereka terdiri dari Aria Baron, Opet Alatas, Ronald Fristianto, Budhy Haryono, dan Opet Alatas.
Konser tersebut dibuka dengan 'Angan'. Nuansa nostalgia seketika langsung nampak ketika di layar ditampilkan foto-foto kebersamaan GIGI dari masa ke masa. Lagu pembuka tersebut dibawakan dengan formasi berdelapan.
Sesudahnya, tinggal lah GIGI dengan formasi pertama di panggung. Dengan format berlima, mereka melahirkan album perdana yang bertajuk 'Angan' (1994). Lagu 'Ku Ingin' pun dimainkan.
Kendati Baron keluar selepas album perdana, akhirnya tinggal lah GIGI dengan 4 personel. Baron pun turun panggung. Keempatnya segera membawakan 'Oo Oo Oo' dan 'Damainya Cinta'.
"Lagu terakhir gue sama Ronald itu 'Damainya Cinta'. Itu lagu kenangan banget karena rekamannya sama gue, tapi di klipnya gue nggak ada, gue nggak akan pernah lup," kata Thomas.
![]() |
Barangkali pula percakapan tersebut terjadi karena Armand butuh jeda. Sebab bernyanyi terus menerus di sepanjang konser tentunya melelahkan mengingat hanya dirinya dan Budjana yang tampil tanpa putus.
"Saat itu Thomas, bukan hanya Thomas, tapi hampir semua pemain band hebat, terlibat drugs. Tapi it's okay, itu namanya perjalanan hidup. Akhirnya dia secara ksatria, dia yang keluar," kisah Armand sembari menepuk-nepuk pundak Thomas yang matanya nampak berkaca-kaca.
Malam itu, tanpa ragu GIGI buka-bukaan tentang banyak hal yang belum diketahui oleh publik. Mengenai Ronald yang menangis kepada Thomas atau tentang Budhy dan Budjana yang sembunyi di bawah jok mobil saat Ronald baru saja memutuskan untuk keluar band.
Masuknya Opet Alatas ternyata tak lepas dari kisah Thomas yang sakau saat tampil di Palembang. Saat itu, tak ada yang menggantikan Thomas. Opet yang kala itu adalah kru ternyata mampu memainkan aransemen seperti halnya yang dilakukan oleh Thomas.
"Akhirnya Opet jadi pahlawan kami, Budhy pada drum juga jadi pahlawan kami," kata Armand. Mereka pun kemudian membawakan dua lagu dari album 'Kilas Balik' (1998), yakni 'Terbang' dan 'Dimana Kau Berada?'.
Selalu ada cerita yang dilontarkan GIGI di setiap pergantian lagu. Mereka bercerita bahwa adanya album 'Kilas Balik' tak lepas dari keberuntungan. Banyak penyanyi yang gagal menelurkan album karena master rekaman mereka terbakar saat kerusuhan 1998. Untungnya, album tersebut tak ikut terbakar.
Selepas Thomas keluar dari rehabilitasi, ia kembali bergabung dengan GIGI. Opet Alatas pun memilih mundur. "Pada saat itu gue memang ngerasa karena basic-nya gue dadakan dan salah satu yang bikin GIGI hebat adalah Thomas, ketika Thomas sudah sembuh, ini waktunya gue keluar dari GIGI," tutur Opet.
![]() |
Gusti Hendy bergabung dan panggung pun diisi oleh formasi teranyar GIGI. Lagu 'Nakal', 'Ya Ya Ya', hingga '11 Januri' pun dinyanyikan.
Konser tersebut diakhiri dengan tampilnya formasi berdelapan yang membawakan 4 lagu. Penampilan tersebut dibuka dengan 'Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai'.
2 lagu terakhir menjadi lagu yang paling 'membakar', yakni 'Janji' dan 'Nirwana'. Bahkan para penonton tak terlihat sungkan melompat di lagu 'Nirwana' yang menjadi penutup.
Rupanya konser GIGI Reunion berhasil menjadi sebuah pertunjukan musik yang merawat kenangan. Namun lebih dari sekadar nostalgia, konser tersebut juga terasa personal.
Rasa personal tersebut tidak hanya ada karena seluruh penonton yang hadir bernyanyi nyaris semua lagu dari awal hingga konser berakhir, tapi juga karena GIGI membuka diri mereka dan membiarkan para penggemarnya mengenal mereka seolah sebagai teman dekat. (srs/dar)