Berbeda dari biasanya, genre yang dibuat oleh band yang bermarkas di kota Bogor itu kini lebih membuat pendengarnya bergoyang. Namun tidak menghilangkan identitas dari Repvblik.
"Kenapa 'Omong Kosong', memang berbeda jauh dari genre kami. Itu strategi kami, yang nggak selalu melayu dan mendayu. Kita pengen penonton bisa bergoyang. Tapi kami tidak hilangin benang merah Repvblik," ucap sang vokalis, Ruri saat menggelar konferensi pers di KFC Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk materinya, Repvblik membutuhkan waktu cukup lama. Tapi dalam pengerjaannya mereka hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan dengan labelnya, Pro-M.
"Materi lagu sudah lumayan lama. Karena satu lagu nggak bisa sebulan jadi. Sekitar enam bulan, ada beberapa lagu setahun lalu. Pengerjaan hanya sebulan selesai," papar Ruri.
"Soal genre musik, itu strategi musik kita. Banyak yang tanya kenapa Repvblik lagu melow terus. Kenapa nggak buat lagu up bit. Di album ini banyak lagu yang bisa buat penonton bergoyang. Setiap anak-anak punya influence berbeda yah, terus dikembangkan lagi masukan nuansa reggae," tuturnya.
Band yang digawangi oleh Ruri (vokal), Hexa (rhythm gitar), Lafi (bass), Tyar (keyboard dan backing vokal), Ei (lead gitar) dan Alif (drum) rupanya mendapatkan ide saat mereka manggung ke berbagai kota. Tak hanya ber-genre pop, nuansa reggae dan ska juga ia masukan di sana.
"(Album) 'Omong Kosong' dibuat setiap kita manggung di tiap kota. Semangatnya berbeda-beda. Kami ada ide, dibuat reggae dan ska asyik tapi tidak menghilangkan benang merah Repvblik. Dengan easy listening dan liriknya mudah ya. Responsnya oke banget, karena kalau nggak bawa 'Omong Kosong' berasa kurang. Tapi single kedepan bakalan ada single mendayu-dayu sih," pungkas Ruri. (hnh/srs)











































