Menyumbangkan suara emasnya kurang lebih 40 tahun untuk Indonesia, membuat kepergian Eddy Silitonga ditangisi banyak orang. Untuk itu, pihak keluarga sudah menyiapkan pemakaman khusus untuk sang legenda.
"Mengingat beliau milik nasional, kami akan melakukan prosesi (pemakaman) tertentu. Seperti apa nantinya, belum bisa disampaikan. Tapi, yang pasti ada adat Bataknya," ungkap adik kandung Eddy Silitonga, Anton, saat ditemui di rumah duka RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2016).
Rencananya, pemakaman pelantun megahits 'Mama' itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Tinggal menunggu berkumpulnya keluarga besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musisi kawakan yang sudah berkiprah sejak era 70-an itu meninggal dunia akibat komplikasi penyakit jantung. Eddy meninggal di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, pukul 00.05 WIB dini hari tadi pada usia 65 tahun.
Eddy Silitonga meraih puncak ketenarannnya pertama kali lewat lagu 'Biarlah Sendiri' ciptaan Rinto Harahap. Semenjak saat itu, dia dikenal sebagai penyanyi seriosa pria terbaik yang dimiliki Indonesia.
Penyanyi asli Batak itu juga sempat membentuk Eddy's Group dan meraih popularitas di akhir 70-an. Tak cuma sebagai penyanyi, Eddy menjadi mentor bagi salah satu diva Indonesia, Nia Daniaty.
Selain 'Mama' dan 'Biarlah Sendiri', beberapa hits dari Eddy lainnya antara lain 'Kini Kusadari', 'Adakah Lagi Pelangi', 'Jatuh Cinta', 'Mimpi Sedih' dan juga 'Nuansa Bening'. Selamat jalan, Eddy!
(mif/mmu)