Band yang mulai dikenal lewat album mereka berjudul 'Kuingin' pada tahun 1999 itu pun berbagi pengalaman melalui sebuah buku berjudul 'Forever U'll be Mine'.
"Buku tersebut menceritakan tentang 19 tahun perjalanan The Groove, karena The Groove awalnya bukan siapa-siapa," ucap Rieka membuka omongan kepada detikHOT di kawasan Jiwa Jawa Resort Bromi, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku tersebut sudah resmi dirilis pada bulan Mei lalu, bersamaan dengan album mereka yang berjudul sama. Penulisan untuk buku itu pun dibantu oleh penulis Gideon Momongan.
Untuk sesi wawancara, setiap personel diinterview di tempat berbeda. Tentunya cara itu membawa banyak kejutan ketika mereka membaca buku tersebut.
"Kita kaya diinterview terpisah masing-masing. Pas kita ikutan ngedit baru tahu, oh dulu lo gini, terus semua oh lo gitu, baru tahu gua. Gitu-gitu, jadi ketawa-ketawa aja," ungkap Rejos, sebagai pemain perkusi.
"Untung dibacanya pas kita udah kayak gini. Coba kalau dulu, wah bisa ribut lagi. Jadi apapun diceritain nggak ada yang ditutupin," sambung Rieka.
Lahirnya buku yang menceritakan perjalanan The Groove selama 19 tahun itu, dirasa sangat melengkapi album baru mereka. Di buku tersebut juga diceritakan bagaimana perjuangan mereka menembus industri musik Indonesia.
"Temanya sesuai dengan suasana The Groove, 'Forever U'll be Mine'. Paling enak dengerin lagu sambil baca bukunya karena track-nya itu udah kayak cerita," tambah Rejos.
Tahun ini dirasakan Rieka cs, The Groove mendapat banyak hadiah. Mulai dari bermain di Jazz Gunung 2016, album, buku. Mereka juga akan mengadakan konser bersama Maliq & D'essentials pada September 2016. (pus/mmu)











































