Raisa menganggap album barunya itu sebagai buah dari penantiannya selama tiga tahun. Kini Raisa bisa membawa materi baru di panggung dengan berbagai aransemen yang tentunya masih fresh.
Penamaan 'Handmade' juga bukan tanpa cerita. Ia menganggap itu nama itu diambil karena semua materi seolah-olah adalah buatan tangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap kemunculannya, penyanyi 25 tahun tersebut selalu memberikan sengatan bagi para pendengar setianya. Ada satu lagu juga yang dianggapnya bisa menjadi 'galau anthem' dalam albumnya ini.
"Aku rasa, akan jadi lagu galau itu judulnya 'Usai di Sini'. Dari judulnya aja gitu, disingkat 'Udin'," tuturnya sambil tertawa.
Berbicara soal awal mula pembuatan album sudah, lagu jagoannya juga sudah dibahas. Lalu, apa lagi yang istimewa?
"Ini pertama kali saya kerjasama dengan choir anak-anak, dari sekolah aku dulu. Aku kan ikut choir juga, terus aku nyanyi ajak mereka. Seru-seru susah, lucu sih. Terus album ini juga langkah terbesar saya, saya sangat cinta sama industrinya, saya ingin belajar berbisnis di sini juga," tuturnya.
Pelantun 'Teka-Teki' itu juga menganggap album barunya ini berbeda sekali dengan karya sebelumnya. Dari tema saja sudah bisa ditebak bahwa ini merupakan ego dari seorang Raisa.
Ia mengaku harus lebih menggali emosi saat menulis lirik-lirik tentang cinta. Tak melulu tentang cinta, Raisa juga mengarang sebuah lagu tentang humanity.
"Saya menulisnya pun cukup tersentil. Ini lagu saya idam-idamkan tulis dan belum pernah kesampaian. Tema albumnya lebih gelap, dark, soundnya dark. Tapi lebih simple, lebih to the point," tukasnya.
(nu2/nu2)











































