Tepat 30 menit kemudian, band pop nelangsa riang Ananda Badudu dan Rara Sekar muncul ke atas panggung. Ananda yang berkaos hitam panjang dan Rara yang mengenakan atasan putih tanpa lengan itu membuka segmen denganΒ 'Matahari Pagi' yang terdapat di album terbaru "β¦Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Bergantiβ¦". Dilanjutkan dengan hits andalan 'Esok Pasti Jumpa' yang disambut koor para penonton.
"Malam ini, kita mau konsep pesta kecil-kecilannya sederhana dan intim. Kalau biasanya kita manggung, diundang, selalu ada panggung gede dan barikade segala. Berasa aman banget! Tapi buat malam ini kita nggak mau," ujar Rara mulai berinteraksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gigs yang dibagi menjadi dua segmen dan dipadukan antara album lama dan terbaru itu dilanjutkan dengan 'Sebagai Kawan', musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo 'Rindu', 'Ke Antah Berantah', 'Di Beranda', dan lagu terbarunya 'Pelukis Langit'. Di lagu ini, Rara bercerita tentang panjangnya durasi lagu dan hanya 3 chord yang dimiliki 'Pelukis Langit'.
"Lagu ini 7 menit 40 detik, sampai ada penggemar yang nanya beneran nih lagunya 7 menit 40 detik banget?" ujar Rara tertawa.
"Yah, tapi nggak lama-lah, ERK aja bisa 13 menit di lagu 'Merah," seloroh Nanda disambut tawa membahana penonton semalam. Vokalis ERK, Cholil berada di antara para penonton yang menonton di PGP Cafe.
Di segmen pertama, Rara dan Nanda juga menyanyikan 'Senja di Jakarta' yang terinspirasi dari perjalanan pulang Rara ketika tengah naik sepeda menuju rumahnya. "Lagu ini diaransemen Isyana. Waktu belum terkenal dan ngehits banget di Instagram. Hahaha.. cuma 5 menit bikin, tapi pas melodi mau ke gitar tiga bulan jadinya si Nanda," celetuk Rara.
Koor para penonton tak berhenti sampai di situ saja. Karena di segmen dua yang lebih syahdu, Rara beraksi dengan lagu ciptaan dan kelihaiannya memainkan piano, bukan lagi xylophone seperti di album sebelumnya. Seperti 'Mewangi' dan 'Re: Langit dan Laut'. Musikalisasi puisi Chairil Anwar untuk pertama kalinya dibawakan mereka. Serta 'Pangeran Kecil' yang terinspirasi dari buku 'The Little Prince' menambah keintiman.
Gigs terakhir diisi dengan 'Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti' yang baru saja dirilis ke Soundcloud tiga hari lalu. "Ini panggung terakhir Banda Neira. Entah kapan bisa manggung, mungkin dua tahun lagi setelah Rara selesai kuliah di New Zealand," kabar mengejutkan Nanda menutup pesta rilis kecil-kecilan semalam. Kabar tersebut tentu saja membuat kecewa para penggemarnya.
Seakan tak ingin berpisah lama, fans menunggu kejutan di akhir. Keduanya pun tak ingin beranjak. Sound mulai pun mengganti ritmenya menjadi remix. Lampu kafe sengaja diubah untuk mulai berdisko. "Yuk, tangan ke atas!" perintah Nanda.
Gubahan remix 'Di Atas Kapal Kertas' membuat panggung kian heboh. Waktu persiapan rilis yang minim dan kesalahan-kesalahan teknis di atas panggung pun terasa termaafkan. Persembahan terakhir Rara dan Nanda ala disc jockey menutup gigs semalam. Layaknya lirik 'Di Beranda' yang membuat Rara dilanda haru mungkin perasaan itulah yang ada di penggemarnya.
"Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah. Kita berdua tahu, dia pasti pulang ke rumah..."
(tia/nu2)











































